OLAHRAGA UNTUK PENDERITA ASMA
Asma adalah satu penyakit turunan. Jika orang tuanya atau kakek-neneknya asma, kemungkinan seseorang bisa mendapat penyakit asma. Asma adalah penyakit menahun/kronis, Menurut ilmu kedokteran Modern tidak bisa disembuhkan, Namun gejalanya bisa dikurangi. Gejala penyakit Asma adalah orang sukar bernapas hingga berbunyi (mengi/bengek) karena saluran pernafasannya menyempit akibat lendir yang disebabkan alergi. Penderita Asma juga harus menghindari faktor alergi yang bisa menyebabkan asma seperti debu, kapuk, bedak, udara dingin, dan sebagainya. Tertawa atau kecemasan yang berlebihan juga harus dihindari. Faktor alergi tersebut mungkin berbeda-beda untuk tiap orang.
Banyak yang menyangka penderita asma tidak boleh berolahraga. Padahal, itu salah. Olahraga dalam konteks penyakit asma, bertujuan mengurangi sesak napas serta meningkatkan kemampuan fisik. Karena itu, penderita asma akan merasa lebih nyaman. Hal itu ditandai oleh berkurangnya sesak napas, panik, cemas, serta depresi, sehingga pola tidur membaik dan percaya diri meningkat. Dengan berolahraga, kekuatan dan ketahanan otot, terutama otot pernapasan penderita, diharapkan bisa membaik.
Tidak sembarang olahraga yang bisa dilakukan oleh penderita asma. Salah satu olahraga yang bisa dilakukan adalah senam asma. Senam asma merupakan salah satu pilihan olahraga yang tepat bagi penderita asma. Karena Senam asma bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan kemampuan benapas. Senam tersebut bermanfaat untuk memperkuat otot-otot pernapasan, otot bantu pernapasan, serta meningkatkan kapasitas hembusan napas. Caranya, antara lain, berlatih napas perut serta mengulur otot-otot yang cenderung memendek akibat pola napas yang asmatis (pendek dan cepat).
Selain senam asma, masih ada beberapa pilihan olahraga lain, di antaranya berenang dan jalan santai (jogging). Namun perlu diperhatikan pula faktor pemicu asma, jika asma muncul karena udara dingin, hindari berenang di kolam dengan suhu rendah atau melakukan jogging di pegunungan.
Klub Senam Asma RSUD Pasar Rebo
Macam-macam olahraga untuk penderita asma
Jogging
Misal lari pagi tetapi jangan langsung 3 km, Tapi mulai saja dengan 200 meter. Besoknya baru ditambah 100 meter, dst. Awali dengan pemanasan jalan kaki sekitar 5 menit, baru lari pagi. Kemudian setiap hari lakukan sejauh kira-kira 3 - 4 km dengan waktu sekitar 30 menit. Saat lari, nafas diatur. Tarik nafas pelan-pelan, kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Kecepatan lari pun tidak terlalu kencang karena akan mengakibatkan cepat capek. Jika capek, jalanlah selama 2-5 menit.
Senam Asma
Manfaat dan Tujuan Senam Asma
Senam asma juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi dan olah raga. Bagi penderita asma, olah raga diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernapasan.
Senam asma bertujuan untuk:
Melatih cara bernafas yang benar.
Melenturkan dan memperkuat otot pernafasan.
Melatih ekspektorasi yang efektif.
Meningkatkan sirkulasi.
Mempercepat asma yang terkontrol.
Mempertahankan asma yang terkontrol.
Kualitas hidup lebih baik.
Senam asma tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada syarat-syarat bagi mereka yang akan melakukan senam asma, yaitu: tidak dalam serangan asma, sesak dan batuk, tidak dalam serangan jantung, dan tidak dalam keadaan stamina menurun akibat flu atau kurang tidur dan baru sembuh.
Rangkaian dan Frekwensi Senam Asma
Rangkaian senam asma pada prinsipnya untuk melatih memperkuat otot-otot pernafasan agar penderita asma lebih mudah melakukan pernafasan dan ekspektorasi. Senam asma sebaiknya dilakukan rutin 3-4 kali seminggu dan setiap kali senam ± 30 menit. Senam asma akan memberikan hasil bila dilakukan selama 6-8 minggu. Senam asma tidak berbeda dengan senam pada umumnya. Berikut rangkaian senam Asma:
1. Pemanasan Dimulai dengan pemanasan
Prinsip gerakan pemanasan adalah melakukan gerakan bebas tanpa beban dengan melibatkan seluruh sendi tubuh. Misalnya, mengangkat pundak, berlari-lari kecil, menggerakkan tangan, atau menolehkan leher ke kiri dan ke kanan. Sementara itu, peregangan bisa dilakukan dengan memutar pinggang ke kanan dan kiri, meregangkan otot-otot lengan ke atas, depan, dan ke belakang.
2. latihan Inti Latihan inti A:
Bertujuan untuk melatih cara bernafas yang efektif bagi penderita asma. Dengan cara menarik nafas dan mengeluarkan nafas. Proses pengeluaran nafas lebih lama 2 hitungan.
Latihan inti B:
Bertujuan untuk melepaskan otot-otot pernafasan. Dengan irama yang ritmis, otot-otot akan menjadi santai, sehingga mempermudah pernafasan dan ekspektorasi.
3. Aerobik Aerobik dilakukan supaya tubuh dapat menghasilkan pembakaran O2 tinggi untuk meningkatkan hembusan napas. Dan disesuaikan dengan kondisi dan usia peserta senam asma
4. Pendinginan Diakhiri pendinginan. alam pendinginan, dilakukan gerakan-gerakan lambat agar otot-otot kembali seperti keadaan semula yaitu dengan menggerakkan tangan sambil menarik napas pelan-pelan.
Sumber:
www.infoasma.org
http://medicastore.com/neo_napacin/senam_asma.htm
http://www.scribd.com/doc/32831715/Pengaruh-Olahraga-Terhadap-Kesehatan
Selasa, 23 November 2010
Olahraga Aerobik
Olahraga Aerobik
Olahraga aerobik adalah olahraga yang membutuhkan oksigen dalam memproduksi energi untuk membentuk otot kita bisa berkontraksi. Bentuk olahraga ini beragam, bisa berlari, melompat, berenang atau mengayuh sepeda. Pada aktivitas aerobik ini, sumber energi yang dibakar oleh tubuh adalah asam lemak.
Olahraga aerobik menggunakan energi yang disediakan oleh sistem glikolisis aerobik yaitu pemecahan nutrion bakar (karbohidrat,lemak,protein) dengan bantuan oksigen yang dapat me nghasilkan energi yakni 38 – 39 ATP. Untuk itu diperlukan energi yang tidak pernah boleh terputus persediaannya. Energi didapat dari makanan. Untuk mengubah makanan menjadi energi, terjadi proses-proses kimia dalam tubuh - antara lain untuk penyediaan energi - yang disebut sistem metabolisme. Pada tubuh yang tidak aktif bergerak atau tidak berolahraga secara rutin, sistem metabolisme tidak bekerja optimal, terutama pada keadaan peningkatan kebutuhan energi atau keadaan khusus lainnya seperti kerja fisik atau psikis berat, sakit, atau perubahan cuaca. Yang termasuk olahraga aerobik yaitu olahraga dimana anda dalam keadaan bergerak, termasuk diantaranya berjalan, berlari, bersepeda, berenang dan lain-lain. Olahraga aerobik seperti yang disebutkan diatas akan membuat denyut jantung anda meningkat dalam periode waktu yang lebar.
Pada saat denyut jantung anda meningkat, hal ini berarti suplai atau aliran darah ke seluruh bagian tubuh bertambah banyak, tersedianya oksigen yang cukup untuk kebutuhan jaringan dan sel tubuh. Olahraga aerobik teratur sangat penting bagi tubuh dalam menjaga kesehatan jantung. latihan aerobik dapat meningkatkan kapasitas oksigen.
B. MANFAAT OLAHRAGA
1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah
yang ditandai dengan :
a. Denyut nadi istirahat menurun.
b. Isi sekuncup bertambah.
c. Kapasitas bertambah.
d. Penumpukan asam laktat berkurang.
e. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
f. Meningkatkan HDL Kolesterol.
g. Mengurangi aterosklerosis.
2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai
pada :
a. Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.
b. Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,
menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan
lutut.
3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat
mengurangi cedera.
4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan
dan mempertahankan berat badan ideal.
5. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :
a. Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan
diastolik.
b. Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan
mengurangi lemak tubuh.
c. Kencing manis : menambah sensitifitas insulin.
d. Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.
6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas
hormon terhadap jaringan tubuh.
7. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit
melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
8. Penelitian Kavanagh, latihan aerobik 3 kali seminggu selama 12
minggu.
a. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
b. Meningkatkan HDL kolesterol.
c. Mengurangi aterosklerosis.
C. Perubahan Pada Tubuh
Dengan olahraga aerobik secara teratur dan dalam takaran cukup akan memberikan perubahan terhadap tubuh manusia, seperti penderita hipertensi bisa meningkatkan kebugaran sekaligus kualitas hidupnya. Latihan olahraga bisa pula menurunkan resiko mengalami penyakit jantung. Pada tubuh orang terlatih aerobik, kebutuhan akan oksigen yang meningkat akan dipenuhi dengan peningkatan kualitas volume pernapasan. Sedangkan pada orang tidak terlatih, dipenuhi melalui peningkatan frekuensi napas. Itu sebabnya orang yang tidak terlatih aerobik akan cepat ngos-ngosan. Kurang terlatih berolahraga pun akan mempengaruhi sistem metabolisme tubuh.
Berikut beberapa manfaat olahraga dalam melawan penyakit :
Jantung : jantung dan olahraga merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Untuk memiliki jantung sehat, perlu olahraga teratur. Sekelompok peneliti di Swiss mengungkapkan rutin melakukan olah raga dapat mempercepat pemulihan dan pencegahan lebih lanjut bagi diri Anda dari serangan jantung berikutnya. Hasil studi menyebutkan, fungsi pembuluh darah di kalangan orang yang berolah raga mengalami peningkatan, tak peduli apa pun jenis olahraga yang mereka jalani. Dengan berolahraga maka kemampuan jantung untuk memompa darah juga dapat meningkat. Olahraga yang dianjurkan : yoga, senam dan aerobik.
Kolesterol : olahraga diyakini dapat memperbaiki kadar kolesterol dan meningkatkan kolesterol baik. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Lipid Research menunjukkan bahwa olahraga bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Tidak perlu melakukan aktivitas fisik yang berat tapi bisa dengan olahraga ringan saja. Olahraga yang dianjurkan: jalan kaki, jogging, lompat tali, bersepeda, aerobik yang low-impact, dan berenang.
Tekanan darah : Olahraga sangat bermanfaat bagi penderita tekanan darah rendah ataupun tinggi, karena diyakini dapat memperlancar serta memperbaiki sirkulasi darah. Olahraga yang dianjurkan : sebaiknya melakukan olahraga dengan sedikit pembebanan seperti berlari sambil membawa beban misalnya air minum @ 600 ml di masing-masing tangan.
Diabetes : Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus melakukan latihan fisik. Pengaruh olahraga pada kontrol gula darah telah dibuktikan pada beberapa studi. Menurut studi-studi tersebut, olahraga meningkatkan sensitifitas insulin sehingga ambilan glukosa darah meningkat dan otomatis kadar gula darah berkurang. Olahraga yang dianjurkan: jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, dan bersepeda. Jenis olahraga lainnya, tenis, tenis meja, bahkan sepakbola, pun boleh dilakukan asal dengan perhatian ekstra.
Tulang : Menurut penelitian yang dilakukan Tom Lloyd. PhD, seorang epidemiologis di Penn State University College of Medicine, meskipun konsumsi kalsium dianggap sebagai faktor paling penting bagi kesehatan tulang, namun olahraga merupakan gaya hidup yang sangat dominan dalam menentukan kekuatan tulang. Olahraga jauh lebih baik dalam membentuk tulang sehat dan kuat, sehingga terhindar dari penyakit keropos tulang. Perempuan yang rutin melakukan olahraga berpeluang terhindar dari masalah ini. Namun perlu diingat, jangan melakukan olahraga secara berlebihan. Olahraga yang dianjurkan : lari, lompat tali, erobik, basket, voli, tenis, softball, naik gunung dan fitnes.
Kesehatan mental : Manfaat lain yang didapat dari berolahraga diantaranya dapat menghilangkan stres, memperbaiki stamina, meningkatkan kualitas tidur dan memudahkan seseorang untuk berkonsentrasi. Menurut William P. Morgan Ed.D, kepala laboratorium psikologi Universitas Wisconsin di Madison, berolah raga dapat membantu seseorang mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan. Alasannya, pada saat berolah raga jantung juga ikut bekerja, yang otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. Olah raga juga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati. Olah raga yang dianjurkan : aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
Nyeri haid : Rasa sakit menusuk, nyeri yang hebat disekitar perut bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami perempuan ketika nyeri haid ini menyerang. Nyeri haid ini bisa mengganggu dan menurunkan produktivitas perempuan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan berolahraga. Olahraga yang dianjurkan:jalan kaki, jogging, bersepeda dan berenang.
Sumber :
http://dimasmis.blogspot.com/2009/03/penyakit-kardiovaskuler-kesehatan-dan.html
http://kesehatan.kompasiana.com/group/medis/2010/03/12/jogging-20-menit-dalam-olahraga-aerobik-3/
http://www.duniafitnes.com/featured/manfaat-olahraga.html
http://www.conectique.com/tips_solution/health/tips/article.php?article_id=8245
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:szs1N2bsmDEJ:ariefboy.multiply.com/reviews/item/5+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a
TUGAS
MK KESEHATAN OLAHRAGA
Pengaruh Latihan Olahraga Aerobik terhadap Tubuh Manusia
Disusun oleh:
Nama: Nurul Fajar MN
NIM: 08601241042
Kelas: A
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
2010
Olahraga aerobik adalah olahraga yang membutuhkan oksigen dalam memproduksi energi untuk membentuk otot kita bisa berkontraksi. Bentuk olahraga ini beragam, bisa berlari, melompat, berenang atau mengayuh sepeda. Pada aktivitas aerobik ini, sumber energi yang dibakar oleh tubuh adalah asam lemak.
Olahraga aerobik menggunakan energi yang disediakan oleh sistem glikolisis aerobik yaitu pemecahan nutrion bakar (karbohidrat,lemak,protein) dengan bantuan oksigen yang dapat me nghasilkan energi yakni 38 – 39 ATP. Untuk itu diperlukan energi yang tidak pernah boleh terputus persediaannya. Energi didapat dari makanan. Untuk mengubah makanan menjadi energi, terjadi proses-proses kimia dalam tubuh - antara lain untuk penyediaan energi - yang disebut sistem metabolisme. Pada tubuh yang tidak aktif bergerak atau tidak berolahraga secara rutin, sistem metabolisme tidak bekerja optimal, terutama pada keadaan peningkatan kebutuhan energi atau keadaan khusus lainnya seperti kerja fisik atau psikis berat, sakit, atau perubahan cuaca. Yang termasuk olahraga aerobik yaitu olahraga dimana anda dalam keadaan bergerak, termasuk diantaranya berjalan, berlari, bersepeda, berenang dan lain-lain. Olahraga aerobik seperti yang disebutkan diatas akan membuat denyut jantung anda meningkat dalam periode waktu yang lebar.
Pada saat denyut jantung anda meningkat, hal ini berarti suplai atau aliran darah ke seluruh bagian tubuh bertambah banyak, tersedianya oksigen yang cukup untuk kebutuhan jaringan dan sel tubuh. Olahraga aerobik teratur sangat penting bagi tubuh dalam menjaga kesehatan jantung. latihan aerobik dapat meningkatkan kapasitas oksigen.
B. MANFAAT OLAHRAGA
1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah
yang ditandai dengan :
a. Denyut nadi istirahat menurun.
b. Isi sekuncup bertambah.
c. Kapasitas bertambah.
d. Penumpukan asam laktat berkurang.
e. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
f. Meningkatkan HDL Kolesterol.
g. Mengurangi aterosklerosis.
2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai
pada :
a. Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.
b. Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,
menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan
lutut.
3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat
mengurangi cedera.
4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan
dan mempertahankan berat badan ideal.
5. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :
a. Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan
diastolik.
b. Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan
mengurangi lemak tubuh.
c. Kencing manis : menambah sensitifitas insulin.
d. Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.
6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas
hormon terhadap jaringan tubuh.
7. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit
melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
8. Penelitian Kavanagh, latihan aerobik 3 kali seminggu selama 12
minggu.
a. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
b. Meningkatkan HDL kolesterol.
c. Mengurangi aterosklerosis.
C. Perubahan Pada Tubuh
Dengan olahraga aerobik secara teratur dan dalam takaran cukup akan memberikan perubahan terhadap tubuh manusia, seperti penderita hipertensi bisa meningkatkan kebugaran sekaligus kualitas hidupnya. Latihan olahraga bisa pula menurunkan resiko mengalami penyakit jantung. Pada tubuh orang terlatih aerobik, kebutuhan akan oksigen yang meningkat akan dipenuhi dengan peningkatan kualitas volume pernapasan. Sedangkan pada orang tidak terlatih, dipenuhi melalui peningkatan frekuensi napas. Itu sebabnya orang yang tidak terlatih aerobik akan cepat ngos-ngosan. Kurang terlatih berolahraga pun akan mempengaruhi sistem metabolisme tubuh.
Berikut beberapa manfaat olahraga dalam melawan penyakit :
Jantung : jantung dan olahraga merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Untuk memiliki jantung sehat, perlu olahraga teratur. Sekelompok peneliti di Swiss mengungkapkan rutin melakukan olah raga dapat mempercepat pemulihan dan pencegahan lebih lanjut bagi diri Anda dari serangan jantung berikutnya. Hasil studi menyebutkan, fungsi pembuluh darah di kalangan orang yang berolah raga mengalami peningkatan, tak peduli apa pun jenis olahraga yang mereka jalani. Dengan berolahraga maka kemampuan jantung untuk memompa darah juga dapat meningkat. Olahraga yang dianjurkan : yoga, senam dan aerobik.
Kolesterol : olahraga diyakini dapat memperbaiki kadar kolesterol dan meningkatkan kolesterol baik. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Lipid Research menunjukkan bahwa olahraga bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Tidak perlu melakukan aktivitas fisik yang berat tapi bisa dengan olahraga ringan saja. Olahraga yang dianjurkan: jalan kaki, jogging, lompat tali, bersepeda, aerobik yang low-impact, dan berenang.
Tekanan darah : Olahraga sangat bermanfaat bagi penderita tekanan darah rendah ataupun tinggi, karena diyakini dapat memperlancar serta memperbaiki sirkulasi darah. Olahraga yang dianjurkan : sebaiknya melakukan olahraga dengan sedikit pembebanan seperti berlari sambil membawa beban misalnya air minum @ 600 ml di masing-masing tangan.
Diabetes : Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus melakukan latihan fisik. Pengaruh olahraga pada kontrol gula darah telah dibuktikan pada beberapa studi. Menurut studi-studi tersebut, olahraga meningkatkan sensitifitas insulin sehingga ambilan glukosa darah meningkat dan otomatis kadar gula darah berkurang. Olahraga yang dianjurkan: jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, dan bersepeda. Jenis olahraga lainnya, tenis, tenis meja, bahkan sepakbola, pun boleh dilakukan asal dengan perhatian ekstra.
Tulang : Menurut penelitian yang dilakukan Tom Lloyd. PhD, seorang epidemiologis di Penn State University College of Medicine, meskipun konsumsi kalsium dianggap sebagai faktor paling penting bagi kesehatan tulang, namun olahraga merupakan gaya hidup yang sangat dominan dalam menentukan kekuatan tulang. Olahraga jauh lebih baik dalam membentuk tulang sehat dan kuat, sehingga terhindar dari penyakit keropos tulang. Perempuan yang rutin melakukan olahraga berpeluang terhindar dari masalah ini. Namun perlu diingat, jangan melakukan olahraga secara berlebihan. Olahraga yang dianjurkan : lari, lompat tali, erobik, basket, voli, tenis, softball, naik gunung dan fitnes.
Kesehatan mental : Manfaat lain yang didapat dari berolahraga diantaranya dapat menghilangkan stres, memperbaiki stamina, meningkatkan kualitas tidur dan memudahkan seseorang untuk berkonsentrasi. Menurut William P. Morgan Ed.D, kepala laboratorium psikologi Universitas Wisconsin di Madison, berolah raga dapat membantu seseorang mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan. Alasannya, pada saat berolah raga jantung juga ikut bekerja, yang otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. Olah raga juga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati. Olah raga yang dianjurkan : aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
Nyeri haid : Rasa sakit menusuk, nyeri yang hebat disekitar perut bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami perempuan ketika nyeri haid ini menyerang. Nyeri haid ini bisa mengganggu dan menurunkan produktivitas perempuan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan berolahraga. Olahraga yang dianjurkan:jalan kaki, jogging, bersepeda dan berenang.
Sumber :
http://dimasmis.blogspot.com/2009/03/penyakit-kardiovaskuler-kesehatan-dan.html
http://kesehatan.kompasiana.com/group/medis/2010/03/12/jogging-20-menit-dalam-olahraga-aerobik-3/
http://www.duniafitnes.com/featured/manfaat-olahraga.html
http://www.conectique.com/tips_solution/health/tips/article.php?article_id=8245
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:szs1N2bsmDEJ:ariefboy.multiply.com/reviews/item/5+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a
TUGAS
MK KESEHATAN OLAHRAGA
Pengaruh Latihan Olahraga Aerobik terhadap Tubuh Manusia
Disusun oleh:
Nama: Nurul Fajar MN
NIM: 08601241042
Kelas: A
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
2010
MAKALAH SEJARAH OLAHRAGA
TUGAS
SEJARAH OLAHRAGA
Disusun Oleh :
Nama : Nurul Fajar M.N
NIM : 08601241042
Kelas : PJKR-A
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju,modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju,modern,makmur,dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Sementara itu,pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu,yakni guru yang profesional,sejahtera,dan bermatabat. Sasaran pendidikan jasmani adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan pembelajaran pendidikan di sekolah. Faktor-faktor tersebut meliputi guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru yang berkualiatas berpengaruh besar terhadap efektivitas dalam proses pembelajaran dan pada gilirannya mempengaruhi prestasi anak didik. Keberadaan guru yang yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik yang bermutu. Sehingga terwujudnya guru yang profesional yang mampu menjalankan profesinya sesuai dengan pedoman guru didalam proses pembelajaran degan berbagai tuntutan tempat melaksanakan tugasnya.
B.Rumusan masalah?
Bagaimana gambaran pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah-sekolah?
Belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah
PEMBAHASAN
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia, hingga saat ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Kondisi kualitas pengajaran pendidikan jasmani yang memprihatinkan di sekolah dasar, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan ditelaah dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat pendidikan jasmani dan olahraga (Cholik Mutohir, 1990a: 1990b, 1993: Mujiharsono, 1993; Soediyarto, 1992, 1993). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani (cf. Cholik Mutohir, 1990a; 1990b, 1993: Soediyarto, 1992, 1993).
Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar dan lanjutan pada umumnya kurang memadai. Mereka kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara kompeten. Mereka belum berhasil melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendidik siswa secara sistematik melalui pendidikan jasmani. Tampak pendidikan jasmani belum berhasil mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik fisik. Mental maupun intelektual (Kantor Menpora, 1983). Hal ini benar mengingat bahwa kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah bukan guru khusus yang secara normal mempunyai kompetensi dan pengalaman yang terbatas dalam bidang pendidikan jasmani. Mereka kebanyakan adalah guru kelas yang harus mampu mengajar berbagai mata pelajaran yang salah satunya adalah pendidikan jasmani.
Kemudian pengajaran yang dilakukan guru dalam praktik pendidikan jasmani cendrung tradisional yaitu siswa didriil sampai KO,kemudian pengajaran yang dilakukan membosankan dan diulang-ulang,mengalami kegagalan keterampilan yang sama dari tahun ke tahun. Model metode-metode praktik dipusatkan pada guru (Teacher Centered) dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut hampir tidak pernah dilakukan oleh anak sesuai dengan inisiatif sendiri (Student Centered),kemudian dari siswa sendiri pendidikan jasmani disalahgunakan untuk penyaluran energi yang berlebih atau sebagai waktu istirahat yang diawasi,siswa menghabiskan waktu untuk berdiri bukan belajar sendiri.
Guru pendidikan jasmani tradisional cenderung menekankan pada penguasaan keterampilan cabang olahraga. Pendekatan yang dilakukan seperti halnya pendekatan pelatihan olahraga. Dalam pendekatan ini, guru menentukan tugas-tugas ajarnya kepada siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti melatih suatu cabang olahraga. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengajaran pendidikan jasmani sebagai medium pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan membuat kebijakan-kebijakan baru guna meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani. Kebijaksanaan telah jelas dan arah pengembangan pendidikan jasmani sesungguhnya telah jelas. Kini yang menjadi permasalahan pokok adalah seberapa jauh tingkat keberhasilan strategi dan pelaksanaan pembangunan pendidikan jasmani dan olahraga di masyarakat khususnya dalam pendidikan jasmani di setiap tingkat sekolah. Pertanyaan lebih lanjut, hal-hal apakah yang perlu diperhatikan untuk mendukung terciptanya pengajaran pendidikan jasmani yang efektif?
Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya. Kemudian dengan megajar dengan pendekatan taktik yaitu siswa akan menjadi seorang pemain yang berfikir,siswa mampu untuk terlibat dalam berbagai permainan,kemudian pendekatan yang tidak hanya berpusat pada guru,selanjutnya meningkatkan penampilan bermain siswa.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju,modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju,modern,makmur,dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Sementara itu,pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu,yakni guru yang profesional,sejahtera,dan bermatabat. Sasaran pendidikan jasmani adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Oleh karena itu perlu peningkatan terhadap pendidikan jasmani secara efektif baik dari guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana.agar terciptanya kualitas pendidikan yang baik,
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ui.edu/... /130602/Pendidikan_Jasmani_Belum_Efektif.pdf
GAMBARAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI.docx
SEJARAH OLAHRAGA
Disusun Oleh :
Nama : Nurul Fajar M.N
NIM : 08601241042
Kelas : PJKR-A
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju,modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju,modern,makmur,dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Sementara itu,pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu,yakni guru yang profesional,sejahtera,dan bermatabat. Sasaran pendidikan jasmani adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan pembelajaran pendidikan di sekolah. Faktor-faktor tersebut meliputi guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru yang berkualiatas berpengaruh besar terhadap efektivitas dalam proses pembelajaran dan pada gilirannya mempengaruhi prestasi anak didik. Keberadaan guru yang yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik yang bermutu. Sehingga terwujudnya guru yang profesional yang mampu menjalankan profesinya sesuai dengan pedoman guru didalam proses pembelajaran degan berbagai tuntutan tempat melaksanakan tugasnya.
B.Rumusan masalah?
Bagaimana gambaran pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah-sekolah?
Belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah
PEMBAHASAN
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia, hingga saat ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Kondisi kualitas pengajaran pendidikan jasmani yang memprihatinkan di sekolah dasar, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan ditelaah dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat pendidikan jasmani dan olahraga (Cholik Mutohir, 1990a: 1990b, 1993: Mujiharsono, 1993; Soediyarto, 1992, 1993). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani (cf. Cholik Mutohir, 1990a; 1990b, 1993: Soediyarto, 1992, 1993).
Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar dan lanjutan pada umumnya kurang memadai. Mereka kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara kompeten. Mereka belum berhasil melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendidik siswa secara sistematik melalui pendidikan jasmani. Tampak pendidikan jasmani belum berhasil mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik fisik. Mental maupun intelektual (Kantor Menpora, 1983). Hal ini benar mengingat bahwa kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah bukan guru khusus yang secara normal mempunyai kompetensi dan pengalaman yang terbatas dalam bidang pendidikan jasmani. Mereka kebanyakan adalah guru kelas yang harus mampu mengajar berbagai mata pelajaran yang salah satunya adalah pendidikan jasmani.
Kemudian pengajaran yang dilakukan guru dalam praktik pendidikan jasmani cendrung tradisional yaitu siswa didriil sampai KO,kemudian pengajaran yang dilakukan membosankan dan diulang-ulang,mengalami kegagalan keterampilan yang sama dari tahun ke tahun. Model metode-metode praktik dipusatkan pada guru (Teacher Centered) dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut hampir tidak pernah dilakukan oleh anak sesuai dengan inisiatif sendiri (Student Centered),kemudian dari siswa sendiri pendidikan jasmani disalahgunakan untuk penyaluran energi yang berlebih atau sebagai waktu istirahat yang diawasi,siswa menghabiskan waktu untuk berdiri bukan belajar sendiri.
Guru pendidikan jasmani tradisional cenderung menekankan pada penguasaan keterampilan cabang olahraga. Pendekatan yang dilakukan seperti halnya pendekatan pelatihan olahraga. Dalam pendekatan ini, guru menentukan tugas-tugas ajarnya kepada siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti melatih suatu cabang olahraga. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengajaran pendidikan jasmani sebagai medium pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan membuat kebijakan-kebijakan baru guna meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani. Kebijaksanaan telah jelas dan arah pengembangan pendidikan jasmani sesungguhnya telah jelas. Kini yang menjadi permasalahan pokok adalah seberapa jauh tingkat keberhasilan strategi dan pelaksanaan pembangunan pendidikan jasmani dan olahraga di masyarakat khususnya dalam pendidikan jasmani di setiap tingkat sekolah. Pertanyaan lebih lanjut, hal-hal apakah yang perlu diperhatikan untuk mendukung terciptanya pengajaran pendidikan jasmani yang efektif?
Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya. Kemudian dengan megajar dengan pendekatan taktik yaitu siswa akan menjadi seorang pemain yang berfikir,siswa mampu untuk terlibat dalam berbagai permainan,kemudian pendekatan yang tidak hanya berpusat pada guru,selanjutnya meningkatkan penampilan bermain siswa.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju,modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju,modern,makmur,dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Sementara itu,pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu,yakni guru yang profesional,sejahtera,dan bermatabat. Sasaran pendidikan jasmani adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Oleh karena itu perlu peningkatan terhadap pendidikan jasmani secara efektif baik dari guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana.agar terciptanya kualitas pendidikan yang baik,
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ui.edu/... /130602/Pendidikan_Jasmani_Belum_Efektif.pdf
GAMBARAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI.docx
ETIKA DAN NILAI MORAL DALAM PENJAS
TUGAS
SEJARAH OLAHRAGA
Etika dan nilai moral dalam pendidiakn jasmani dan olahraga
Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
Kelas : PJKR-A
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik.
Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral.
B.Rumusan Masalah
Bagaimana kita mengajarkan etika dan nilai moral dalam pendidiakn jasmani dan olahraga
PEMBAHASAN
Bagaimana kita mengajarkan etika dan nilai moral dalam pendidiakn jasmani dan olahraga
Dalam mengajarkan etika dan nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh, pepatah mengatakan bahwa tindakan lebih baik baik dari kata-kata. Lutan mengatakan Nilai Moral itu beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek, keramahan, integritas, keadilan, kooperasi, tugas dll. Lebih lanjut dikatakan ada 4 nilai moral yang menjadi inti dan bersifat universal yaitu :
Keadilan.
Keadilan ada dalam beberapa bentuk ; distributif, prosedural, retributif dan kompensasi. Keadilan distributif berarti keadilan yang mencakup pembagian keuntungan dan beban secara relatif. Keadilan prosedural mencakup persepsi terhadap prosedur yang dinilai sportif atau fair dalam menentukan hasil. Keadilan retributif mencakup persepsi yang fair sehubungan dengan hukuman yang dijatuhkan bagi pelanggar hukum. Keadilan kompensasi mencakup persepsi mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh penderita atau yang diderita pada waktu sebelumnya.
Seorang wasit bila ragu memutuskan apakah pemain penyerang berada pada posisi off-side dalam sepakbola, ia minta pendapat penjaga garis. Semua pemain penyerang akan protes, meskipun akhirnya harus dapat menerima, jika misalnya wasit dalam kasus lainnya memberikan hukuman tendangan penalti akibat pemain bertahana menyentuh bola dengan tanganya, atau sengaja menangkap bola di daerah penalti. Tentu saja ia berusaha berbuat seadil mungkin. Bila ia kurang yakin, mungkin cukup dengan memberikan hukuman berupa tendangan bebas.
Kejujuran.
Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan terpercaya, dan terpercaya selalu terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu atau memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindak dan perkataan. Semua pihak percaya bahwa wasit dapat mempertaruhkan integritasnya dengan membuat keputusan yang fair. Ia terpercaya karena keputusannya mencerminkan kejujuran.
Tanggung Jawab.
Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang atlet harus bertanggung jawab kepada timnya, pelatihnya dan kepada permainan itu sendiri. Tanggung jawab ini merupakan nilai moral terpenting dalam olahraga.
Kedamaian
Etika dan Masalah-masalah dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga 9 Kedamaian mengandung pengertian : a)tidak akan menganiaya, b)mencegah penganiayaan, c) menghilangkan penganiaan, dan d)berbuat baik. Bayangkan bila ada pelatih yang mengintrusksikan untuk mencederai lawan agar tidak mampu bermain? Pelajar dan atlet membutuhkan rasa hormat kepada orang lain, apakah teman sekelasnya, lawan bertanding, guru ataupun pelatihnya. Mereka perlu belajar tentang bagaimana pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat.
Pengajaran Etika dalam pendidikan jasmani
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Karakter anak didik yang dimaksud tentunya tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah. Saran yang bisa diangkat yaitu :
Seluruh suasana dan iklim di sekolah sendiri sebagai lingkungan sosial terdekat yang setiap hari dihadapi, selain di keluarga dan masyarakat luas, perlu mencerminkan penghargaan nyata terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang mau diperkenalkan dan ditumbuhkembangkan penghayatannya dalam diri peserta didik. Misalnya, kalau sekolah ingin menanamkan nilai keadilan kepada para peserta didik, tetapi di lingkungan sekolah itu mereka terang-terangan menyaksikan berbagai bentuk ketidakadilan, maka di sekolah itu tidak tercipta iklim dan suasana yang mendukung keberhasilan pendidikan nilai. (Seperti praktek jual-beli soal, mark up nilai, pemaksaan pembelian buku dsb)
Tindakan nyata dan penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap keteladanan mereka dalam menghayati nilai-nilai yang mereka ajarkan akan dapat secara instingtif mengimbas dan efektif berpengaruh pada peserta didik. Sebagai contoh, kalau guru sendiri memberi kesaksikan hidup sebagai pribadi yang selalu berdisiplin, maka kalau ia mengajarkan sikap dan nilai disiplin pada peserta didiknya, ia akan lebih disegani.
Semua pendidik di sekolah, terutama para guru pendidikan jasmani perlu jeli melihat peluang-peluang yang ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra kurikuler, untuk menyadarkan pentingnya sikap dan perilaku positif dalam hidup bersama dengan orang lain, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat. Misalnya sebelum pelajaran dimulai, guru menegaskan bila anak tidak mengikuti pelajaran karena membolos, maka nilai pelajaran akan dikurangi.
Secara kurikuler pendidikan nilai yang membentuk sikap dan perilaku positif juga bisa diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri, misalnya dengan pendidikan budi pekerti. Akan tetapi penulis tidak menyarankan untuk di lakukan.
Melalui pembinaan rohani siswa, melalui kegiatan pramuka, olahraga, organisasi, pelayanan sosial, karya wisata, lomba, kelompok studi, teater, dll. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut para pembina melihat peluang dan kemampuannya menjalin komunikasi antar pribadi yang cukup mendalam dengan peserta didik.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan mempercepat anak dalam mengembangkan konsep tentang moral. Dukungan lingkungan sekolah dan masyarakat harus dijaga untuk menjaga iklim lingkungan sosial yang baik, agar mendukung pendidikan etika dan nilai. Guru pendidikan jasmani dapat mengajarkan nilai dan etika diluar jam pelajaran, terutama saat ektra kurikuler, kegiatan pramuka, organisasi klub olahraga sekolah dengan melihat peluang yang tepat dalam pendekatan individu.
DAFTAR PUSTAKA
www.koni.or.id
William H. Freeman, 6th ed. (2001) Physical Education and sport in a changing society. Boston: Allyn & Bacon.
Rusli Lutan (ed)., (2001) Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat
Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Dirjen OR, Depdiknas, Jakarta: CV.
Berdua Satutujuan.
SEJARAH OLAHRAGA
Etika dan nilai moral dalam pendidiakn jasmani dan olahraga
Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
Kelas : PJKR-A
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik.
Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral.
B.Rumusan Masalah
Bagaimana kita mengajarkan etika dan nilai moral dalam pendidiakn jasmani dan olahraga
PEMBAHASAN
Bagaimana kita mengajarkan etika dan nilai moral dalam pendidiakn jasmani dan olahraga
Dalam mengajarkan etika dan nilai moral sebaiknya lebih bersifat contoh, pepatah mengatakan bahwa tindakan lebih baik baik dari kata-kata. Lutan mengatakan Nilai Moral itu beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek, keramahan, integritas, keadilan, kooperasi, tugas dll. Lebih lanjut dikatakan ada 4 nilai moral yang menjadi inti dan bersifat universal yaitu :
Keadilan.
Keadilan ada dalam beberapa bentuk ; distributif, prosedural, retributif dan kompensasi. Keadilan distributif berarti keadilan yang mencakup pembagian keuntungan dan beban secara relatif. Keadilan prosedural mencakup persepsi terhadap prosedur yang dinilai sportif atau fair dalam menentukan hasil. Keadilan retributif mencakup persepsi yang fair sehubungan dengan hukuman yang dijatuhkan bagi pelanggar hukum. Keadilan kompensasi mencakup persepsi mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh penderita atau yang diderita pada waktu sebelumnya.
Seorang wasit bila ragu memutuskan apakah pemain penyerang berada pada posisi off-side dalam sepakbola, ia minta pendapat penjaga garis. Semua pemain penyerang akan protes, meskipun akhirnya harus dapat menerima, jika misalnya wasit dalam kasus lainnya memberikan hukuman tendangan penalti akibat pemain bertahana menyentuh bola dengan tanganya, atau sengaja menangkap bola di daerah penalti. Tentu saja ia berusaha berbuat seadil mungkin. Bila ia kurang yakin, mungkin cukup dengan memberikan hukuman berupa tendangan bebas.
Kejujuran.
Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan terpercaya, dan terpercaya selalu terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu atau memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindak dan perkataan. Semua pihak percaya bahwa wasit dapat mempertaruhkan integritasnya dengan membuat keputusan yang fair. Ia terpercaya karena keputusannya mencerminkan kejujuran.
Tanggung Jawab.
Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang atlet harus bertanggung jawab kepada timnya, pelatihnya dan kepada permainan itu sendiri. Tanggung jawab ini merupakan nilai moral terpenting dalam olahraga.
Kedamaian
Etika dan Masalah-masalah dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga 9 Kedamaian mengandung pengertian : a)tidak akan menganiaya, b)mencegah penganiayaan, c) menghilangkan penganiaan, dan d)berbuat baik. Bayangkan bila ada pelatih yang mengintrusksikan untuk mencederai lawan agar tidak mampu bermain? Pelajar dan atlet membutuhkan rasa hormat kepada orang lain, apakah teman sekelasnya, lawan bertanding, guru ataupun pelatihnya. Mereka perlu belajar tentang bagaimana pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat.
Pengajaran Etika dalam pendidikan jasmani
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Karakter anak didik yang dimaksud tentunya tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah. Saran yang bisa diangkat yaitu :
Seluruh suasana dan iklim di sekolah sendiri sebagai lingkungan sosial terdekat yang setiap hari dihadapi, selain di keluarga dan masyarakat luas, perlu mencerminkan penghargaan nyata terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang mau diperkenalkan dan ditumbuhkembangkan penghayatannya dalam diri peserta didik. Misalnya, kalau sekolah ingin menanamkan nilai keadilan kepada para peserta didik, tetapi di lingkungan sekolah itu mereka terang-terangan menyaksikan berbagai bentuk ketidakadilan, maka di sekolah itu tidak tercipta iklim dan suasana yang mendukung keberhasilan pendidikan nilai. (Seperti praktek jual-beli soal, mark up nilai, pemaksaan pembelian buku dsb)
Tindakan nyata dan penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap keteladanan mereka dalam menghayati nilai-nilai yang mereka ajarkan akan dapat secara instingtif mengimbas dan efektif berpengaruh pada peserta didik. Sebagai contoh, kalau guru sendiri memberi kesaksikan hidup sebagai pribadi yang selalu berdisiplin, maka kalau ia mengajarkan sikap dan nilai disiplin pada peserta didiknya, ia akan lebih disegani.
Semua pendidik di sekolah, terutama para guru pendidikan jasmani perlu jeli melihat peluang-peluang yang ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra kurikuler, untuk menyadarkan pentingnya sikap dan perilaku positif dalam hidup bersama dengan orang lain, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat. Misalnya sebelum pelajaran dimulai, guru menegaskan bila anak tidak mengikuti pelajaran karena membolos, maka nilai pelajaran akan dikurangi.
Secara kurikuler pendidikan nilai yang membentuk sikap dan perilaku positif juga bisa diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri, misalnya dengan pendidikan budi pekerti. Akan tetapi penulis tidak menyarankan untuk di lakukan.
Melalui pembinaan rohani siswa, melalui kegiatan pramuka, olahraga, organisasi, pelayanan sosial, karya wisata, lomba, kelompok studi, teater, dll. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut para pembina melihat peluang dan kemampuannya menjalin komunikasi antar pribadi yang cukup mendalam dengan peserta didik.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan mempercepat anak dalam mengembangkan konsep tentang moral. Dukungan lingkungan sekolah dan masyarakat harus dijaga untuk menjaga iklim lingkungan sosial yang baik, agar mendukung pendidikan etika dan nilai. Guru pendidikan jasmani dapat mengajarkan nilai dan etika diluar jam pelajaran, terutama saat ektra kurikuler, kegiatan pramuka, organisasi klub olahraga sekolah dengan melihat peluang yang tepat dalam pendekatan individu.
DAFTAR PUSTAKA
www.koni.or.id
William H. Freeman, 6th ed. (2001) Physical Education and sport in a changing society. Boston: Allyn & Bacon.
Rusli Lutan (ed)., (2001) Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat
Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Dirjen OR, Depdiknas, Jakarta: CV.
Berdua Satutujuan.
kONSEP BASKET DAN POSISI PEMAIN
Basket adalah permainan yang membutuhkan kecepatan (tidak hanya fisik, tapi juga kecepatan dalam berpikir), kekuatan, dan juga mengerti dasar-dasar dalam permainan ini.Tidak ada jaminan dimanapun yang akan membuat sesorang menjadi pemain basket yang lebih baik terkecuali ia meluangkan sedikit waktunya untuk memahami permainan ini dan dasar-dasarnya.
Sebelum kita dapat bermain basket, kita harus mengetahui hal yang paling mendasar dari pemainan ini dengan dapat menentukan posisi kita dalam bermain agar dapat bermain maksimal sesuai dengan karakter kita nantinya. Dalam basket ada beberapa posisi pemain yang seringkali disesuaikan dengan skill dan juga postur tubuh.
Bagi mereka yang mempunyai postur tubuh tinggi biasanya akan menempati posisi center atau forward. Tidak ada ukuran pasti dalam hal ini, paling tidak ini dilihat dari tim itu sendiri. Orang yang mempunyai postur tubuh tinggi di dalam timnya atau paling tidak lebih tinggi disbanding rekan setimnya akan menempati posisi ini.
Sedangkan bagi mereka yang mempunyai postur badan lebih kecil dan biasanya didukung oleh kemampuan dribbling atau membawa bola yang baik akan menempati posisi guard.
Guard
Posisi ini lebih sering berada di luar key hole atau perimeter area. Kebanyakan tim menempatkan pemain mereka yang plaing kecil dan paling cepat untuk posisi ini.Guard lebih sedikit beradu kontak fisik dengan pemain lawan dibandingkan dengan posisi forward dan center.
Posisi guard sendiri terdiri dari dua macam; point guard dan shooting guard.
Point guard
Bertugas mengatur permainan dengan mengatur strategi yang akan diterapkan dengan menerapkan pola-pola permainan yang telah dipelajari oleh timnya. Walaupun handling bola penting pada posisi manapun, namun banyak yang percaya yang mempunyai kemampuan dribble paling baik akan cocok menempati posisi ini. Point guard mengatura serangan dan biasanya mempunyai tipikal melakukan passing yang pertama, jadi akurasi dana passing yang tepat adalah kunci dari kesuksesan pada posisi ini. Point guard seharusnya menjadi yang terdepan dalam memberikan assist di dalam timya.
Shooting guard/small forward
Shooting guard, tergantung dari strategi serangannya, akan menjadi pemain yang membantu bola mengalir dalam serangan, tapi pemain ini juga menjadi penembak utama, dan juga dapat melakukan drive ke dalam. Mereka juga dapat merangkap menjadi small forward, dan diharapkan dapat membuat screen dan mempunyai kemampuan rebound yang baik.
Forward
Kebanyakan forward mempunyai postur badan yang lebih besar dan lebih kuat dibandingkan posisi guard dan tentu saja mempunyai kemampuan rebound yang lebih baik dibandingkan guard posisi ini kadang disebut juga dengan power forward. Seorang forward harus dapat melihat posisi kosong di dekat key hole untuk melakukan penetrasi ke dalam, yang kemudian diharapkan dapat menerima passing lalu dilanjutkan dengan drive ke dalam. Forward biasanya memiliki postur tinggi dan kuat, tugas utama mereka adalah melakukan rebound dan bekerja di paint area. Forward diharuskan memiliki kemampuan menembak medium yang baik. Tembakan mereka akan lebih banyak berada di dekat ring atau sekitar paint area. Forward adalah salah satu posisi penting dalam permainan basket.
Center
Sering juga disebut big man dalam permainan basket. Biasanya mereka pemain yang paling tinggi dan paling besar dalam permainan. Pemain ini bertanggung jawab dalam melakukan rebound dan bermain di area key hole, center harus dapat memperjuangkan rebound dan bermain di bawah ring.
Demikian posisi-posisi yang ada dalam bermain basket, dengan dasar ini diharapkan kita dapat mengetahui posisi kita dalam bermain dan menjadi lebih baik lagi dalam bermain basket.
Sebelum kita dapat bermain basket, kita harus mengetahui hal yang paling mendasar dari pemainan ini dengan dapat menentukan posisi kita dalam bermain agar dapat bermain maksimal sesuai dengan karakter kita nantinya. Dalam basket ada beberapa posisi pemain yang seringkali disesuaikan dengan skill dan juga postur tubuh.
Bagi mereka yang mempunyai postur tubuh tinggi biasanya akan menempati posisi center atau forward. Tidak ada ukuran pasti dalam hal ini, paling tidak ini dilihat dari tim itu sendiri. Orang yang mempunyai postur tubuh tinggi di dalam timnya atau paling tidak lebih tinggi disbanding rekan setimnya akan menempati posisi ini.
Sedangkan bagi mereka yang mempunyai postur badan lebih kecil dan biasanya didukung oleh kemampuan dribbling atau membawa bola yang baik akan menempati posisi guard.
Guard
Posisi ini lebih sering berada di luar key hole atau perimeter area. Kebanyakan tim menempatkan pemain mereka yang plaing kecil dan paling cepat untuk posisi ini.Guard lebih sedikit beradu kontak fisik dengan pemain lawan dibandingkan dengan posisi forward dan center.
Posisi guard sendiri terdiri dari dua macam; point guard dan shooting guard.
Point guard
Bertugas mengatur permainan dengan mengatur strategi yang akan diterapkan dengan menerapkan pola-pola permainan yang telah dipelajari oleh timnya. Walaupun handling bola penting pada posisi manapun, namun banyak yang percaya yang mempunyai kemampuan dribble paling baik akan cocok menempati posisi ini. Point guard mengatura serangan dan biasanya mempunyai tipikal melakukan passing yang pertama, jadi akurasi dana passing yang tepat adalah kunci dari kesuksesan pada posisi ini. Point guard seharusnya menjadi yang terdepan dalam memberikan assist di dalam timya.
Shooting guard/small forward
Shooting guard, tergantung dari strategi serangannya, akan menjadi pemain yang membantu bola mengalir dalam serangan, tapi pemain ini juga menjadi penembak utama, dan juga dapat melakukan drive ke dalam. Mereka juga dapat merangkap menjadi small forward, dan diharapkan dapat membuat screen dan mempunyai kemampuan rebound yang baik.
Forward
Kebanyakan forward mempunyai postur badan yang lebih besar dan lebih kuat dibandingkan posisi guard dan tentu saja mempunyai kemampuan rebound yang lebih baik dibandingkan guard posisi ini kadang disebut juga dengan power forward. Seorang forward harus dapat melihat posisi kosong di dekat key hole untuk melakukan penetrasi ke dalam, yang kemudian diharapkan dapat menerima passing lalu dilanjutkan dengan drive ke dalam. Forward biasanya memiliki postur tinggi dan kuat, tugas utama mereka adalah melakukan rebound dan bekerja di paint area. Forward diharuskan memiliki kemampuan menembak medium yang baik. Tembakan mereka akan lebih banyak berada di dekat ring atau sekitar paint area. Forward adalah salah satu posisi penting dalam permainan basket.
Center
Sering juga disebut big man dalam permainan basket. Biasanya mereka pemain yang paling tinggi dan paling besar dalam permainan. Pemain ini bertanggung jawab dalam melakukan rebound dan bermain di area key hole, center harus dapat memperjuangkan rebound dan bermain di bawah ring.
Demikian posisi-posisi yang ada dalam bermain basket, dengan dasar ini diharapkan kita dapat mengetahui posisi kita dalam bermain dan menjadi lebih baik lagi dalam bermain basket.
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PENDIDIKAN
NAMA : NURUL FAJAR MN
NIM : 08601241042
KELAS : PJKR A
CATATAN KRITIS 3
Hubungan filsafat dengan pendidikan
Filsafat sangat berpengaruh besar dalam kehidupan karena filsafat mempunyai pandangan-pandangan yang berisikan tentang nilai-nilai, makna-makna dan tujuan-tujuan dari hidup manusia, filsafat juga sangat berhubungan dengan dunia pendidikan termasuk pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang direncanakan secara sistematis guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik siswa, keterampilan motorik, keterampilan berfikir emosional, sosial dan moral.
Menurut saya filsafat berhubungan dengan pendidikan jasmani karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat sehingga didalam pendidikan jasmani harus mempunyai produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar profesi seperti guru pedidikan jasmani dapat bertahan, karena itu dibutuhkan filsafat dimana akan membantu guru untuk menentukan apa yang akan dilakukan siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.
Contoh filsafat dalam pendidikan jasmani seperti filsafat mengenai integritas pendidikan jasmani dalam kehidupan dan kesehatan siswa,bahwa dalam pendidikan jasmani kita bisa menjadi manusia seutuhnya,misal dalam permainan karena permainan itu berhubungan dengan gerak seperti harus bisa berlari,berenang,memanjat dan bernyanyi karena Gerak merupakan unsur pokok pendidikan jasmani.
Dimana manusia mempunyai gerak dasar fundamental seperti :
Gerak lokomotor yaitu gerak yang membuat perpindahan tempat seperti jalan,lompat lari
Gerak non lokomotor yaitu gerak yang dilakukan antar anggota tubuh tanpa adanya perpindahan tempat
Gerak manipulatife yaitu gerak yang dilakukan karena ada benda sebagai media
Krisis identitas dalam pendidikan jasmani
Pendidikan jasmai merupakan salah satu alat pembangunan yang ikut serta meningkatkan kemajuan masyarakat,akan tetapi perkembangan perkembangan pendidikan jasmani sekarang sangat memprihatikan.
Hal ini diakibatkan karena kerangka pembangunan pendidikan jasmani mengalami krisis. Salah satu krisis identitas dalam pendidikan jasmani terjadi karena adanya desakan untuk penyelenggaraan mata pelajaran baru seperti informasi teknologi (IT). Hal tersebut akan membawa pada kritisnya posisi pendidikan jasmani yang dianggap bukan pelajaran “penting” untuk diganti oleh mata pelajaran baru yang urgen untuk diberiakan kepada siswa.
Saya akan mencoba mengkritisi masalah tersebut, menurut saya jika pendidikan jasmani tidak dianggap penting maka akan banyak resiko-resiko yang terjadi, misal apabila siswa hanya mementingkan teknologi saja tanpa mementingkan pendidikan jasmani maka akan berakibat pada kesehatan siswa karena siswa tersebut hanya berhadapan dengan teknologi seperti teknologi komputer tanpa melakukan aktivitas yang hanya dilakukan duduk didepan komputer.
Pada umumnya orang-orang yang tidak melakukan aktivitas seperti olahraga biasanya akan lebih mudah terserang berbagai penyakit karena resiko yang lebih besar terjadi ada pada orang-orang yang tidak melakukan olahraga dibandingkan orang-orang yang melakukan olahraga contohnya struk, jantung, hipokinetik dll.
Salah satunya hipokinetik yang disebabkan karena tubuh kita kurang melakukan aktivitas maka akan menimbulkan banyak lemak, apabila semakin banyak lemak maka lemak tersebut dapat menyumbat pembuluh darah yang akan menyebabkan kematian (hipotesis) karena itu pendidikan jasmani sangat penting dalam kehidupan.
Karena itu pendidikan jasmani tidak dapat dipisakan dari kehidupan manusia hal ini dikarenakan olahraga merupakan unsur penting dalam pemeliharaan kesehatan manusia. Kesehatan sendiri merupakan kebutuhan pokok yang mutlak diperlukan oleh manusia. Pada perkembangan selanjutnya,olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk menjaga kesehatan saja,melainkan juga sebagai salah satu ajang kompetisi yang mampu membawa nama baik individu,kelompok atau negara.
Kemudian krisis masalah lainnya dalam pendidikan jasmani adalah lemahnya sub-sistem pendidikan jasmani dan olahraga. Kekosongan tenaga guru pendidikan jasmani yang terjadi secara massal seperti di Sumatra salah satu contohnya. Seperti di daerah saya dalam 1 sekolah hanya ada 1 guru olahraga dimana guru olahraga tersebut mengajar dikelas X, XI dan XII sehingga membuat proses belajar mengajar tidak efektif.
Sehingga untuk mengatasinya pihak sekolah biasanya mengupayakan sistem bidang studi yaitu guru kelas diperkenankan untuk mengajar olahraga walaupun disadari banyak resiko yang harus ditanggung terutama karena guru bersangkutan belum menguasai bidang olahraga tersebut.
Hal ini berbanding terbalik dengan banyaknya lulusan dari perguruan tinggi keguruan dimana setiap tahunnya meluluskan diploma serta sarjana yang dicetak sebagai guru pendidikan jasmani. Keadaan ini terjadi karena keterbatasan dana dari pemerintah untuk mengangkat mereka. Karena itu terjadinya krisis identitas dalam pendidikan jasmani.
Dengan berbagai masalah tersebut pemerintah harus mengambil langkah kongkrit atau solusi yang tepat guna menanggulangi permasalahan tersebut. Dengan membuat program rencana jangka panjang, menengah dan jangka pendek untuk mencapai tujuan.
NIM : 08601241042
KELAS : PJKR A
CATATAN KRITIS 3
Hubungan filsafat dengan pendidikan
Filsafat sangat berpengaruh besar dalam kehidupan karena filsafat mempunyai pandangan-pandangan yang berisikan tentang nilai-nilai, makna-makna dan tujuan-tujuan dari hidup manusia, filsafat juga sangat berhubungan dengan dunia pendidikan termasuk pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang direncanakan secara sistematis guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik siswa, keterampilan motorik, keterampilan berfikir emosional, sosial dan moral.
Menurut saya filsafat berhubungan dengan pendidikan jasmani karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat sehingga didalam pendidikan jasmani harus mempunyai produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar profesi seperti guru pedidikan jasmani dapat bertahan, karena itu dibutuhkan filsafat dimana akan membantu guru untuk menentukan apa yang akan dilakukan siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.
Contoh filsafat dalam pendidikan jasmani seperti filsafat mengenai integritas pendidikan jasmani dalam kehidupan dan kesehatan siswa,bahwa dalam pendidikan jasmani kita bisa menjadi manusia seutuhnya,misal dalam permainan karena permainan itu berhubungan dengan gerak seperti harus bisa berlari,berenang,memanjat dan bernyanyi karena Gerak merupakan unsur pokok pendidikan jasmani.
Dimana manusia mempunyai gerak dasar fundamental seperti :
Gerak lokomotor yaitu gerak yang membuat perpindahan tempat seperti jalan,lompat lari
Gerak non lokomotor yaitu gerak yang dilakukan antar anggota tubuh tanpa adanya perpindahan tempat
Gerak manipulatife yaitu gerak yang dilakukan karena ada benda sebagai media
Krisis identitas dalam pendidikan jasmani
Pendidikan jasmai merupakan salah satu alat pembangunan yang ikut serta meningkatkan kemajuan masyarakat,akan tetapi perkembangan perkembangan pendidikan jasmani sekarang sangat memprihatikan.
Hal ini diakibatkan karena kerangka pembangunan pendidikan jasmani mengalami krisis. Salah satu krisis identitas dalam pendidikan jasmani terjadi karena adanya desakan untuk penyelenggaraan mata pelajaran baru seperti informasi teknologi (IT). Hal tersebut akan membawa pada kritisnya posisi pendidikan jasmani yang dianggap bukan pelajaran “penting” untuk diganti oleh mata pelajaran baru yang urgen untuk diberiakan kepada siswa.
Saya akan mencoba mengkritisi masalah tersebut, menurut saya jika pendidikan jasmani tidak dianggap penting maka akan banyak resiko-resiko yang terjadi, misal apabila siswa hanya mementingkan teknologi saja tanpa mementingkan pendidikan jasmani maka akan berakibat pada kesehatan siswa karena siswa tersebut hanya berhadapan dengan teknologi seperti teknologi komputer tanpa melakukan aktivitas yang hanya dilakukan duduk didepan komputer.
Pada umumnya orang-orang yang tidak melakukan aktivitas seperti olahraga biasanya akan lebih mudah terserang berbagai penyakit karena resiko yang lebih besar terjadi ada pada orang-orang yang tidak melakukan olahraga dibandingkan orang-orang yang melakukan olahraga contohnya struk, jantung, hipokinetik dll.
Salah satunya hipokinetik yang disebabkan karena tubuh kita kurang melakukan aktivitas maka akan menimbulkan banyak lemak, apabila semakin banyak lemak maka lemak tersebut dapat menyumbat pembuluh darah yang akan menyebabkan kematian (hipotesis) karena itu pendidikan jasmani sangat penting dalam kehidupan.
Karena itu pendidikan jasmani tidak dapat dipisakan dari kehidupan manusia hal ini dikarenakan olahraga merupakan unsur penting dalam pemeliharaan kesehatan manusia. Kesehatan sendiri merupakan kebutuhan pokok yang mutlak diperlukan oleh manusia. Pada perkembangan selanjutnya,olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk menjaga kesehatan saja,melainkan juga sebagai salah satu ajang kompetisi yang mampu membawa nama baik individu,kelompok atau negara.
Kemudian krisis masalah lainnya dalam pendidikan jasmani adalah lemahnya sub-sistem pendidikan jasmani dan olahraga. Kekosongan tenaga guru pendidikan jasmani yang terjadi secara massal seperti di Sumatra salah satu contohnya. Seperti di daerah saya dalam 1 sekolah hanya ada 1 guru olahraga dimana guru olahraga tersebut mengajar dikelas X, XI dan XII sehingga membuat proses belajar mengajar tidak efektif.
Sehingga untuk mengatasinya pihak sekolah biasanya mengupayakan sistem bidang studi yaitu guru kelas diperkenankan untuk mengajar olahraga walaupun disadari banyak resiko yang harus ditanggung terutama karena guru bersangkutan belum menguasai bidang olahraga tersebut.
Hal ini berbanding terbalik dengan banyaknya lulusan dari perguruan tinggi keguruan dimana setiap tahunnya meluluskan diploma serta sarjana yang dicetak sebagai guru pendidikan jasmani. Keadaan ini terjadi karena keterbatasan dana dari pemerintah untuk mengangkat mereka. Karena itu terjadinya krisis identitas dalam pendidikan jasmani.
Dengan berbagai masalah tersebut pemerintah harus mengambil langkah kongkrit atau solusi yang tepat guna menanggulangi permasalahan tersebut. Dengan membuat program rencana jangka panjang, menengah dan jangka pendek untuk mencapai tujuan.
FINAL PAPER FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
“FINAL PAPER”
Disusun Oleh :
Nama : Nurul Fajar M.N
NIM : 08601241042
Kelas : PJKR A
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
Latar belakang saya membuat final paper adalah untuk melengkapi tugas filsafat.dimana sebelum membuat final paper saya diharuskan membuat catatan kritis I,II dan position paper,kemudian catatan kritis III dan yang terakhir adalah final paper.Tujuan mempelajari filsafat yaitu karena filsafat sangat berpengaruh besar dalam kehidupan pada umumnya,terutama dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan jasmani.
Filsafat sangat penting bagi ilmu pengetahuan karena mengandung berbagai nilai dalam ilmu pengetahuan itu sendiri, Nilai -nilai ini tidak dapat di pisahkan bahkan nilai-nilai ini tidak dapat berdiri sendiri. Nilai tersebut saling mendukung satu sama yang lainya dan saling melengkapi. Filsafat dapat memberikan pedoman atau wawasan dalam peyelidikan, observasi yang tepat. Filsafat juga dapat sebagai batu loncatan atau pandangan bagi kemajuan teknologi, ini dapat dihasilkan dengan menggabungakan pikiran-pikiran tradisional dengan pikiran-pikiran modern. Metode pengumpulan data untuk final paper ini yaitu
Metode Langsung
Yaitu Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan selama mata kuliah. Contoh pada saat dosen menerangkan dan pada saat peserta didik bertanya.
Metode tidak langsung Yaitu Metode pengumpulan data yang diperoleh dari referensi buku dan pencarian data diinternet.
PEMBAHASAN
A.Latar Belakang dan sejarah perkembangan Filsafat
Pembagian zaman filsafat terdiri dari zaman yunani,abad pertengahan dan zaman kegelapan. Filsafat pertama kali muncul untuk menghilangkan mitos-mitos pada zaman yunani,dimana masyarakat pada zaman yunani mempercayai dewa-dewa.
Filasafat dapat diartikan sebagai kegiatan berpikir, senantiasa berkeinginan untuk mencari nilai dan fakta nyata dalam kehidupan serta mengevaluasi dan menafsirkannya sedapat mungkin, tanpa terjadi bias dan pasangka. Filsafat dapat menyeimbangkan perasaan dan logika. Kebutuhan hidup manusia meliputi banyak aspek. Filsafat dibutuhkan untuk mencari jawaban dari semua masalah dan pertanyaan seputar kehidupan manusia. Dahulu, bangsa manusia percaya pada mitos-mitos. Mereka menirukan apa yang dilakukan nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Padahal, apa yang dilakukan oleh mereka biasanya tidak bisa dijelaskan menurut akal sehat. Misalnya saja, melakukan suatu ritual untuk mencegah datangnya hujan. Tentu saja itu semua tidak masuk akal. Bahkan, bisa menjerumuskan dalam lubang kemusyrikan. Mereka lebih percaya kepada roh-roh nenek moyang dari pada kepada Tuhan. Lambat laun, kebiasaan mereka mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh majunya ilmu pengetahuan. Sains bisa menjelaskan semua fenomena alam. Menjelaskan terjadinya hujan, bahkan berbagai bencana alam yang terjadi. Petir bukan tercipta dari palu dewa dan suara guntur bukan pula ulah dewa. sehingga muncullah Filsuf,yang mempertanyakan kebenaran,munculnya filsuf memberikan penafsiran atau pengertian tentang filsafat. Pada zaman yunani tuhan atau dewa muncul dalam pikiran manusia Semua itu adalah fenomena alam yang bisa dijelaskan dengan adanya sains dan tentunya dengan penjelasan yang masuk akal.
Menurut saya sejarah perkembanagan filsafat mengalami perubahan perubahan-perubahan di berbagai periode. Dalam hal ini dapat dibagi beberapa periode, antara lain periode filsafat yunani, periode kristiani, periode islam, periode humanisme
Pada periode filsafat yunani ini kebanyakan membahas masalah ilmu alam yang menurut saya sering kali sukar untuk dibuktikan dan sering juga membuat rancu. Kebanyakan mereka meggunakan metode induktif dan deduktif. Metode induktif yaitu adanya penjaelasan-penjelasan baru kemudian ditarik kesimpulanya, sedangkan deduktif adalah penyimpulan suatu masalah baru kemudian penjelasan-penjelasan.
Periode kristiani, pada periode ini telah muncul suatu keimanan percaya terhadap adanya Tuhan. Dalam perode ini juga filsafat mengalami kemunduran. Ini disebab kan karena adanya otoriter raja yang membatasi kebebasan berfikir. Selain itu, juga sengketa antara para pastur dengan para raja yang pro terhadap gereja. Kebenaran hanya otoritas gereja. Raja dan gereja yang berhak mengatakan dan sebagai sumber kebenaran. Ajaran filsafat yunani tidak digunakan lagi sebagai pedoman.
Peride islam, peride ini berpedoman pada filsafat yunani tetapi yang membedakan adalah periode ini juga berpegang kepada keimanan. Pada periode ini ilmu pengetetahuan berkembang pesat, bahkan lebih baik dari periode yunani. Ini disebabkan karena adanya penggabungan ilmu dengan sepiritual. Sehingga pada periode ini telah muncul ilmu-ilmu baru.
Periode humanisme, periode ini juga muncul filsafat politik yang didalamya membahas tentang pemerintahan.
Kesimpulanya sejarah perkembangan filsafat berkembang dari bangsa timur, dan semakin lama semakin maju. Antara filsafat satu dengan yang lainya saling melengkapi. Ilmu dan keimanan adalah dasar dari filsafat.
B.Filsafat
Menurut saya filsafat adalah hasil pikiran manusia dalam mengartikan atau memberikan definisi pada suatu masalah (hal, benda, istilah), dimana didalam definisi tersebut harus dapat di buktikan kebenaranya atau faktanya. Jadi suatu masalah bisa mempunyai lebih dari satu definisi. Setiap definisi tersebut saling terkait saling mempengarui dan saling mendukung masalah tersebut. Filsafat mempunyai pandangan hidup yang berisikan tentang nilai-nilai,makna-makna,dan tujuan-tujuan dari hidup manusia.
Dengan hal ini dapat saya simpulkan juga bahwa pengertian filsafat menurut saya adalah suatu nilai yang didalamnya terdapat pedoman (wawasan, pandangan) yang dapat dibuktikan dan dapat memberikan suatu kemajuan. Jadi bagi ilmu pendidikan, filsafat adalah suatu nilai-nilai yang memberikan pedoman, wawasan bagi pendidikan, dan pedoman tersebut dapat dibuktikan serta dapat memberikan kemajuan bagi ilmu pendidikan itu sendiri.
Dengan kata lain dengan adanya filsafat maka seiring dengan perkembangan jaman maka akan terjadi kemajuan teknologi yang sangat pesat, dengan hal itu maka pendidikan akan semakin maju dan berkembang. Ini semua karena hasil pikiran manusia. Filsafat dibagi berdasarkan cabang-cabangnya yaitu metafisika,epistemologi,aksiologi,logika dan filsafat khusus,misal melalui filsafat metafisika kita dapat mengetahui hakikat manusia atau hakikat kebenaran yaitu mempersoalkan apa yang ada dibalik ada,contoh bagaiman alam itu ada. Melalui epistemology kita bisa menyusun atau menganalisa suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan,dan melalui aksiologi kita bisa menentukan suatu kebenaran pada tingkah laku seperti tindakan,realita,aksi yang didasarkan pada nilai.
C.Landasan Filsafat Pendidikan Jasmani
Dengan adanya berbagai pandangan aliran filsafat tentang penjas seperti aliran idealisme yang menganggap pikiran adalah kunci terhadap segala sesuatu, aliran realisme yang mempunyai pandangan yang bertentangan dengan idealisme, aliran pragmatisme yang menganggap pengalaman sebagai kunci untuk keberhasilan hidup, aliran naturalisme yang menganggap sesuatu yang punya nilai adalah sesuatu yang nampak, dan aliran eksistensialisme menganggap bahwa individu lebih penting dari pada masyarakat.
Menurut saya aliran pragmatis yang lebih mendukung terhadap pendidikan jasmani karena dari sebuah pengalaman yang kita hadapi disitulah terjadi suatu pembelajaran. Pengalaman dapat memberikan perubahan dan perkembangan bagi peserta didik. Bagi penjas sendiri telah disebutkan bahwa pengalaman akan memberikan makna manakala siswa memperoleh aktivitas secara bervareasi, dari aktivitas yang bervareasi itulah maka seorang siswa akan berkembang. Karena daam aktivitasnya pasti akan mengahasilkan ide-ide dari pengalaman itu.
Dalam pandangan modern tentang penjas telah disebutkan bahwa pelaksanaan pembelajaran penjas harus memperlakukan peserta didik secara individual. Perlu adanya perhatian terhadap kebutuhan, minat, dan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. manusia adalah makhluk individual Pertanyaan yang kami sampaikan kepada penulis apakah kendala-kendala yang mungkin muncul dari memperlakukan peserta didik secara individual dan apakah pembelajaran akan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sekolah ?
Dalam pandangan filsafat Humanisme dijelaskan bahwa manusia adalah mahluk individu padahal kita tahu manusia adalah mahluk sosial juga dimana pasti memerlukan seseorang dalam melakukan kegiatan. Jadi kedua hal tersebut menurut saya harus digabungkan, mengaktualisasikan diri memang penting akan tetapi pengaktualisasian itu pasti perlu adanya bantuan ataupun partisipasi, dorongan dari orang lain dari orang lain.
Aliran – aliran filsafat tersebut secara garis besar berpandangan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktifitas jasmani untuk mendapatkan pengalaman yang akan memberi kontribusi terhadap peserta didik secara menyeluruh. Ini berarti pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan membentuk fisisk. Pendidikan jasmani berpengaruh pada kehidupan peserta didik sebagai makhluk individu dan sosial. Sehingga sebagai konsultan, guru pendidikan jasmani harus memberikan pengarahan bagaimana siswa menempatkan diri sebagai individu dalam kehidupan sosial.
D.Aliran-aliran Pemikiran modern
Dari rentan peradaban yang ada dilihat dari corak pemikiran filsuf maka munculah aliran-aliran pemikiran modern seperti:
Rene Descartes (1596-1650)
Rene Descartes disebut bapak filsafat modern. Dia melopori aliran rasionalisme dimana perlu adanya bukti-bukti serta kepastian dasar karena pengetahuan ada dalam pikiran (akal) manusia itu sendiri. Perlu adanya premis-premis untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga kebenaran itu nyata serta dapat diterima olah akal manusia.
Menurut saya memang apabila jika kita mendapatkan pengetahuan kita tidak hanya menerima pengetahuan itu tanpa melihat bagaimana pengetahuan itu didapat sehingga kita harus membuktikannya.
David Home (1711-1776)
David Home mempelopori aliran empiris dimana pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Dan pengetahuan dunia berasal dari penginderaan, maka perlu adanya penge nalan indrawi. Dari hasil indrawi maka akan muncul suatu kesan dan kemudian kesan-kesan tersebut akan menjadi sebuah gagasan (disebut substansi). Selain itu David home juga mengemukakan hubungan sebab akibat.
Pertanyaan : “apakah setiap kesan pasti menghasilkan sebuah gagasan?”.
Auguste Comte (1798-1857)
Aliran yang dibawanya adalah aliran positivisme dimana hanya melihat kenyataan-kenyataan dan metode ilmiah. Tiap ilmu dan suku bangsa melalui 3 tahap, yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah.
Jean-Paul Sartre (1905-1980)
Eksistensialime merupakan himpunan aneka pemikiran yang memiliki inti sama, yaitu keyakinan, bahwa filsafat harus berpangkal pada adanya eksistensi, dan bukan pada hakekat (esensi) manusia pada umumnya. Manusia pada umumnya tidak ada, yang ada hanya manusia ini, manusia itu. Esensi manusia ditentukan oleh eksistensinya.
Pertanyaan : “bagai mana cara mencari eksistensi diri manusia?”
Dari aliran-aliran diatas maka dapat saya simpulkan bahwa pengetahuan menurut saya itu berasal dari suatu pengalaman yang pengalaman itu akan menghasilkan suatu kesan dan kesan-kesan itu akan menghasilkan suatu gagasan, semua ini tidak terlepas dari pengindraan dan juga akal/pikiran manusia.
E.Krisis identitas dalam pendidikan jasmani
Pendidikan jasmai merupakan salah satu alat pembangunan yang ikut serta meningkatkan kemajuan masyarakat,akan tetapi perkembangan perkembangan pendidikan jasmani sekarang sangat memprihatikan. Hal ini diakibatkan karena kerangka pembangunan pendidikan jasmani mengalami krisis. Salah satu krisis identitas dalam pendidikan jasmani terjadi karena adanya desakan untuk penyelenggaraan mata pelajaran baru seperti informasi teknologi (IT). Hal tersebut akan membawa pada kritisnya posisi pendidikan jasmani yang dianggap bukan pelajaran “penting” untuk diganti oleh mata pelajaran baru yang urgen untuk diberiakan kepada siswa.
Saya akan mencoba mengkritisi masalah tersebut, menurut saya jika pendidikan jasmani tidak dianggap penting maka akan banyak resiko-resiko yang terjadi, misal apabila siswa hanya mementingkan teknologi saja tanpa mementingkan pendidikan jasmani maka akan berakibat pada kesehatan siswa karena siswa tersebut hanya berhadapan dengan teknologi seperti teknologi komputer tanpa melakukan aktivitas yang hanya dilakukan duduk didepan komputer.
Pada umumnya orang-orang yang tidak melakukan aktivitas seperti olahraga biasanya akan lebih mudah terserang berbagai penyakit karena resiko yang lebih besar terjadi ada pada orang-orang yang tidak melakukan olahraga dibandingkan orang-orang yang melakukan olahraga contohnya struk, jantung, hipokinetik dll.
Salah satunya hipokinetik yang disebabkan karena tubuh kita kurang melakukan aktivitas maka akan menimbulkan banyak lemak, apabila semakin banyak lemak maka lemak tersebut dapat menyumbat pembuluh darah yang akan menyebabkan kematian (hipotesis) karena itu pendidikan jasmani sangat penting dalam kehidupan.
Karena itu pendidikan jasmani tidak dapat dipisakan dari kehidupan manusia hal ini dikarenakan olahraga merupakan unsur penting dalam pemeliharaan kesehatan manusia. Kesehatan sendiri merupakan kebutuhan pokok yang mutlak diperlukan oleh manusia. Pada perkembangan selanjutnya,olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk menjaga kesehatan saja,melainkan juga sebagai salah satu ajang kompetisi yang mampu membawa nama baik individu,kelompok atau negara.
Kemudian krisis masalah lainnya dalam pendidikan jasmani adalah lemahnya sub-sistem pendidikan jasmani dan olahraga. Kekosongan tenaga guru pendidikan jasmani yang terjadi secara massal seperti di Sumatra salah satu contohnya. Seperti di daerah saya dalam 1 sekolah hanya ada 1 guru olahraga dimana guru olahraga tersebut mengajar dikelas X, XI dan XII sehingga membuat proses belajar mengajar tidak efektif.
Sehingga untuk mengatasinya pihak sekolah biasanya mengupayakan sistem bidang studi yaitu guru kelas diperkenankan untuk mengajar olahraga walaupun disadari banyak resiko yang harus ditanggung terutama karena guru bersangkutan belum menguasai bidang olahraga tersebut.
Hal ini berbanding terbalik dengan banyaknya lulusan dari perguruan tinggi keguruan dimana setiap tahunnya meluluskan diploma serta sarjana yang dicetak sebagai guru pendidikan jasmani. Keadaan ini terjadi karena keterbatasan dana dari pemerintah untuk mengangkat mereka. Karena itu terjadinya krisis identitas dalam pendidikan jasmani.
Dengan berbagai masalah tersebut pemerintah harus mengambil langkah kongkrit atau solusi yang tepat guna menanggulangi permasalahan tersebut. Dengan membuat program rencana jangka panjang, menengah dan jangka pendek untuk mencapai tujuan.
Dengan adanya krisis identitas terhadap pendidikan jasmani maka sulit baginya untuk berkembang dalam dunia pendidikan, banyak sebagian orang yang menganggap bahwa pendidikan jasmani itu tidak penting malahan mereka menganggap remah pendidikan jasmani. Hal seperti inilah yang membuat penjas terpuruk, selain itu juga adanya desakan untuk menyelenggarakan mata pelajaran baru,sehingga penjas yang dianggap tidak penting maka akan ditiadakan dam proses pembelajara. adanya kerapuan posisi penjas dalam kurikulum di sekolah.
Dengan ini maka perlu adanya legistimasi baru dalam pendidikan jasmani. Apa itu? Mendefinisikan persoalan-persoalan yang ada yang membuat penjas diangga tidak penting, dengan cara dibangun thesis-thesis tentang pendidikan jasmani.
Menurut Crum (2003) ada tiga thesis yaitu
Adanya partisipasi dalam aktivitas jasmani dan olahraga yang menyumbang kualitas hidup masyarakat.
Paartisipasi yang tetap bertahan dan menyenagkan mensyaratkan seperangkat kopetensi dengan adanya kemahiran sejumlah perangkat tersebut mensyaratkan proses pembelajaran dan pengajaran yang terorganisir dengan baik.
Sudah menjadi kenyataan bahwa setiap anak pergi ke sekolah setidaknya untuk 12 tahun, dan juga mencakup pertimbangan bahwa sekolah dapat mengelola guru profesianal, sekolah merupakan kunci kekuatan dalm pengenalan terencana terhadap aktivitas jasmani dan olahraga (fox, Cooper, Mckenna, 2004: 338). Selain ketiga hal itu perlu juga adanya pencarian konteks-konteks pendidikan jasmani sehingga dapat diketahui potensi maupun hambatan-hambatannya. Ada tiga sub-konteks yaitu teknologi, kultur, dan demografi. Partisipasi masyarakat yang berkompetensi juga penting dalam menumbuhkan legistimasi baru.
Dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perbaikan citra pendidikan jasmani dalam masyarakat, supaya masyarakat dapat mengetahuai/mengerti bahwa proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah itu sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu adanya usaha-usaha yang giat dalam memperbaiki citra penjas perlu dibangun. Dengan kata lain perlu adanya legistimasi baru dalam pendidikan jasmani.
F.Strategi Penalaran untuk prilaku Fair Play
Memang sangat perlu adanya perilaku fair play dalam semua kegiatan, dalam hal ini adalah dalam kegiatan olahraga. Perilaku fair play erat hubunganya dengan perilaku moral atau sportifitas sehingga fair play memang perlu kita junjung tinggi. Seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam suatu permainan (olahraga) perilaku itu selalu diabaikan, itu memang benar. Mereka lebih mementingkan hasil dari pada suatu permainan yang baik. Malahan mereka berbuat curang untuk memenangkan suatu pertandingan. Nilai moral yang perlu dilakukan setiap orang yang melakukan suatu kegiatan adalah keadilan, kejujuran, tanggung jawab, dan kedamaian.
Perilaku fair play berasal dari pemahaman tentang suatu peraturan yang berlaku untuk kegiatan tersebut. Jadi peraturan bukan hanya pemain saja yang harus tahu akan tetapi semua orang yang terlibat dalam kegiatan itu, sehingga setidaknya fair play dapat di lakukan. Kebanyakan keributan atau tindakan yang kurang baik dalam suatu pertandingan, baik itu pemain, penonton, maupun semua yang terlibat didalamnya karena kurang pahamnya suatu peraturan. Jadi dapat disimpulkan apabila taat dalam peraturan-peraturan yang berlaku maka keributan tidak akan terjadi.
Selain yang telah dijelaskan diatas prilaku fair play dapat berupa juga berupa suatu kegiatan rela berkorban dan saling menolong lawan namun itu dilakukan dengan alasan tertentu seperti kisah Eugenio Mont yang menolak untuk menang karena lawanya mengalami nasib buruk. Mau mengakui kehebatan lawan dan mau menagakui kekalahan itu juga merupakan sifat fair play. Tapi kenyataan yang dapat dilihat sekarang ini kurangnya kesadaran akan perilaku fair play tersebut sehingga akan muncul suatu pertanyaan apa penyebabnya sehingga hal itu bisa terjadi padahal peraturan-peraturan sudah di tetapkan untuk mencegah suatu kecurangan ? malahan tidak jarang yang melanggar kebanyakan orang yang sangat tahu akan peraturan suatu kegiatan.
Menurut saya memang Setiap atlet harus ditanamkan jiwa fair play sejak dini. Agar atlet termotivasi untuk meraih kemenangan yang sebenarnya. Meraih kemenangan bukan hanya terbatas pada keberhasilan mengalahkan lawan atau meraih gelar juara. Tetapi, berhasil mengalahkan lawan melalui proses yang sesuai peraturan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Apabila atlet terbiasa bertanding secara fair play, maka kebiasaan mentaati peraturan dan menghargai orang lain akan terealisikan dalam kehidupan sehari – hari. Harus disadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga tidak hanya mengolah keterampilan jasmani, namun juga disertai sopan santun dan nilai moral dalam pelaksanaanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani memberikan kontribusi dalam penanaman moral serta membentuk karakter pelakunya
G.Penggunaan Doping ditinjau dari Aspek Etika
Doping memang sangat meresahkan pada setiap kegiatan olahraga di dunia ini, jarang orang mehindari pemakaian doping, lebih-lebih para atlet yang sudah senior atau terkenal, mereka lebih sering menggunakan doping sebagai perangsang untuk meningkatkan aktivitas tubuh. Tapi hal itu merupakan suatu kebiasaan yang berbahaya, kerena apa ? karena kegiatan tersebut dapat merusak tubuh kita sendiri. Karena itu merupakan paksasan terhadap tubuh untuk melakukan kegiatan diluar kemampuan kita.
Dilihat dari aspek etika memang perbuatan penggunaan doping perlu diberantas, kerena itu bukan suatu bentuk perbuatan baik, bukan merupakan suatu sportifitas seorang atlit olahraga. Mereka tidak mau mengakui bahwa kemampuanya dalam prestasi semakain menurun, mereka hanya lebih mementingkan prestasi, uang daripada keselamatan hidup mereka, menggunakan doping supaya prestasinya tetap meningkat sehingga tetap dapat mempertahankan kejayaanya. Seorang atlit olahraga yang sportif harus bisa menyadari bahwa perbuatan penggunaan doping sungguh tidak manusiawi, karena telah dijelaskan bahwa doping dapat merusak tubuh kita sendiri secara berlahan-lahan.
Maka dalam hal ini perlu adanya pegawasan yang ketat dalam penggunaaan doping, baik itu pemerintah maupun masayarakat, lebih-lebih kesadaran para atlit itu sendiri. Perlua adanya pengawasan yang lebih ketat dalam pemeriksaan seeorang yang menggunaakan doping atau tidak. Juga perlu adanya hukuman yang lebih berat bagi orang yang dalam pemeriksaan benar-benar memakai doping.
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat sangat penting bagi ilmu pengetahuan karena mengandung berbagai nilai dalam ilmu pengetahuan itu sendiri, Nilai -nilai ini tidak dapat di pisahkan bahkan nilai-nilai ini tidak dapat berdiri sendiri. Nilai tersebut saling mendukung satu sama yang lainya dan saling melengkapi. Filsafat dapat memberikan pedoman atau wawasan dalam peyelidikan, observasi yang tepat. Filsafat juga dapat sebagai batu loncatan atau pandangan bagi kemajuan teknologi, ini dapat dihasilkan dengan menggabungakan pikiran-pikiran tradisional dengan aliran pemikiran modern.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada kenyataanya mengalami krisis identitas. Kalangan pendidikan jasmani membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Padahal krisis identitas akan menggerogoti pondasi pendidikan jasmani. Krisis ini berawal dari intern pendidikan jasmani. Kalangan pendidikan jasmani masih meragukan keampuhan pendidikan jasmani. Walaupun mereka sudah lama memiliki pernyataan bahwa pendidikan jasmani mampu menjadi alat ampuh dalam membangun karakter bangsa, moral, disiplin, dan nilai positif lainnya. Dalam kondisi ini dibutuhkan pemikiran serius. Melalui filsafat, identitas pendidikan jasmani akan terbentuk. Usaha ini dapat dilakukan menggunakan aliran filsafat eksistensialisme. Mengedepankan eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan jasmani dan olahraga yang bertujuan mengolah jiwa dan raga ke arah positif. Aliran ini memberikan kebebasan pada masyarakat untuk memilih kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga sesuai kemampuan individu. Sehingga diharapkan mereka merasakan langsung manfaat yang diperoleh. Hal ini akan membangun identitas baru bahwa pendidikan jasmani adalah penting untuk tetap dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M.H. 2008. Relasi Pemikiran Filsafat dan Pendidikan, Handout Matakuliah Filsafat Penjas dan Olahraga.
http: //gettech.tripod.com/ARSIP/filsafat.htm.
Lutan, Rusli. (2001). Menelusuri Makna Olahraga dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 27 – 69.
Lutan, Rusli. (2001). Strategi Penalaran untuk Perilaku Fair Play dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 95 – 107.
Lutan, Rusli. (2001). Fair Play dalam Praktek dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 108 – 143.
Lutan, Rusli. (2001). Penggunaan Doping Ditinjau dari Aspek Etika dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 178 – 200.
Margono (2007). Landasan Falsafah Pendidikan Jasmani. Dalam: Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Hal: 20 – 28.
Osborn, Richard. (2001). Filsafat untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius.
Pramono, Made. (2003). Dasar – Dasar Filosofis Ilmu Keolahragaan (Suatu Pengantar). Jurnal Filsafat, Jilid 34, No.2.
Salam, Burhanuddin. (2005). Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Setiawan, Caly. (2004). Krisis Identitas dan Legitimasi dalm Pendidikan Jasmani. JPJI, Vol 1 NO.1
“FINAL PAPER”
Disusun Oleh :
Nama : Nurul Fajar M.N
NIM : 08601241042
Kelas : PJKR A
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN
Latar belakang saya membuat final paper adalah untuk melengkapi tugas filsafat.dimana sebelum membuat final paper saya diharuskan membuat catatan kritis I,II dan position paper,kemudian catatan kritis III dan yang terakhir adalah final paper.Tujuan mempelajari filsafat yaitu karena filsafat sangat berpengaruh besar dalam kehidupan pada umumnya,terutama dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan jasmani.
Filsafat sangat penting bagi ilmu pengetahuan karena mengandung berbagai nilai dalam ilmu pengetahuan itu sendiri, Nilai -nilai ini tidak dapat di pisahkan bahkan nilai-nilai ini tidak dapat berdiri sendiri. Nilai tersebut saling mendukung satu sama yang lainya dan saling melengkapi. Filsafat dapat memberikan pedoman atau wawasan dalam peyelidikan, observasi yang tepat. Filsafat juga dapat sebagai batu loncatan atau pandangan bagi kemajuan teknologi, ini dapat dihasilkan dengan menggabungakan pikiran-pikiran tradisional dengan pikiran-pikiran modern. Metode pengumpulan data untuk final paper ini yaitu
Metode Langsung
Yaitu Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan selama mata kuliah. Contoh pada saat dosen menerangkan dan pada saat peserta didik bertanya.
Metode tidak langsung Yaitu Metode pengumpulan data yang diperoleh dari referensi buku dan pencarian data diinternet.
PEMBAHASAN
A.Latar Belakang dan sejarah perkembangan Filsafat
Pembagian zaman filsafat terdiri dari zaman yunani,abad pertengahan dan zaman kegelapan. Filsafat pertama kali muncul untuk menghilangkan mitos-mitos pada zaman yunani,dimana masyarakat pada zaman yunani mempercayai dewa-dewa.
Filasafat dapat diartikan sebagai kegiatan berpikir, senantiasa berkeinginan untuk mencari nilai dan fakta nyata dalam kehidupan serta mengevaluasi dan menafsirkannya sedapat mungkin, tanpa terjadi bias dan pasangka. Filsafat dapat menyeimbangkan perasaan dan logika. Kebutuhan hidup manusia meliputi banyak aspek. Filsafat dibutuhkan untuk mencari jawaban dari semua masalah dan pertanyaan seputar kehidupan manusia. Dahulu, bangsa manusia percaya pada mitos-mitos. Mereka menirukan apa yang dilakukan nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Padahal, apa yang dilakukan oleh mereka biasanya tidak bisa dijelaskan menurut akal sehat. Misalnya saja, melakukan suatu ritual untuk mencegah datangnya hujan. Tentu saja itu semua tidak masuk akal. Bahkan, bisa menjerumuskan dalam lubang kemusyrikan. Mereka lebih percaya kepada roh-roh nenek moyang dari pada kepada Tuhan. Lambat laun, kebiasaan mereka mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh majunya ilmu pengetahuan. Sains bisa menjelaskan semua fenomena alam. Menjelaskan terjadinya hujan, bahkan berbagai bencana alam yang terjadi. Petir bukan tercipta dari palu dewa dan suara guntur bukan pula ulah dewa. sehingga muncullah Filsuf,yang mempertanyakan kebenaran,munculnya filsuf memberikan penafsiran atau pengertian tentang filsafat. Pada zaman yunani tuhan atau dewa muncul dalam pikiran manusia Semua itu adalah fenomena alam yang bisa dijelaskan dengan adanya sains dan tentunya dengan penjelasan yang masuk akal.
Menurut saya sejarah perkembanagan filsafat mengalami perubahan perubahan-perubahan di berbagai periode. Dalam hal ini dapat dibagi beberapa periode, antara lain periode filsafat yunani, periode kristiani, periode islam, periode humanisme
Pada periode filsafat yunani ini kebanyakan membahas masalah ilmu alam yang menurut saya sering kali sukar untuk dibuktikan dan sering juga membuat rancu. Kebanyakan mereka meggunakan metode induktif dan deduktif. Metode induktif yaitu adanya penjaelasan-penjelasan baru kemudian ditarik kesimpulanya, sedangkan deduktif adalah penyimpulan suatu masalah baru kemudian penjelasan-penjelasan.
Periode kristiani, pada periode ini telah muncul suatu keimanan percaya terhadap adanya Tuhan. Dalam perode ini juga filsafat mengalami kemunduran. Ini disebab kan karena adanya otoriter raja yang membatasi kebebasan berfikir. Selain itu, juga sengketa antara para pastur dengan para raja yang pro terhadap gereja. Kebenaran hanya otoritas gereja. Raja dan gereja yang berhak mengatakan dan sebagai sumber kebenaran. Ajaran filsafat yunani tidak digunakan lagi sebagai pedoman.
Peride islam, peride ini berpedoman pada filsafat yunani tetapi yang membedakan adalah periode ini juga berpegang kepada keimanan. Pada periode ini ilmu pengetetahuan berkembang pesat, bahkan lebih baik dari periode yunani. Ini disebabkan karena adanya penggabungan ilmu dengan sepiritual. Sehingga pada periode ini telah muncul ilmu-ilmu baru.
Periode humanisme, periode ini juga muncul filsafat politik yang didalamya membahas tentang pemerintahan.
Kesimpulanya sejarah perkembangan filsafat berkembang dari bangsa timur, dan semakin lama semakin maju. Antara filsafat satu dengan yang lainya saling melengkapi. Ilmu dan keimanan adalah dasar dari filsafat.
B.Filsafat
Menurut saya filsafat adalah hasil pikiran manusia dalam mengartikan atau memberikan definisi pada suatu masalah (hal, benda, istilah), dimana didalam definisi tersebut harus dapat di buktikan kebenaranya atau faktanya. Jadi suatu masalah bisa mempunyai lebih dari satu definisi. Setiap definisi tersebut saling terkait saling mempengarui dan saling mendukung masalah tersebut. Filsafat mempunyai pandangan hidup yang berisikan tentang nilai-nilai,makna-makna,dan tujuan-tujuan dari hidup manusia.
Dengan hal ini dapat saya simpulkan juga bahwa pengertian filsafat menurut saya adalah suatu nilai yang didalamnya terdapat pedoman (wawasan, pandangan) yang dapat dibuktikan dan dapat memberikan suatu kemajuan. Jadi bagi ilmu pendidikan, filsafat adalah suatu nilai-nilai yang memberikan pedoman, wawasan bagi pendidikan, dan pedoman tersebut dapat dibuktikan serta dapat memberikan kemajuan bagi ilmu pendidikan itu sendiri.
Dengan kata lain dengan adanya filsafat maka seiring dengan perkembangan jaman maka akan terjadi kemajuan teknologi yang sangat pesat, dengan hal itu maka pendidikan akan semakin maju dan berkembang. Ini semua karena hasil pikiran manusia. Filsafat dibagi berdasarkan cabang-cabangnya yaitu metafisika,epistemologi,aksiologi,logika dan filsafat khusus,misal melalui filsafat metafisika kita dapat mengetahui hakikat manusia atau hakikat kebenaran yaitu mempersoalkan apa yang ada dibalik ada,contoh bagaiman alam itu ada. Melalui epistemology kita bisa menyusun atau menganalisa suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan,dan melalui aksiologi kita bisa menentukan suatu kebenaran pada tingkah laku seperti tindakan,realita,aksi yang didasarkan pada nilai.
C.Landasan Filsafat Pendidikan Jasmani
Dengan adanya berbagai pandangan aliran filsafat tentang penjas seperti aliran idealisme yang menganggap pikiran adalah kunci terhadap segala sesuatu, aliran realisme yang mempunyai pandangan yang bertentangan dengan idealisme, aliran pragmatisme yang menganggap pengalaman sebagai kunci untuk keberhasilan hidup, aliran naturalisme yang menganggap sesuatu yang punya nilai adalah sesuatu yang nampak, dan aliran eksistensialisme menganggap bahwa individu lebih penting dari pada masyarakat.
Menurut saya aliran pragmatis yang lebih mendukung terhadap pendidikan jasmani karena dari sebuah pengalaman yang kita hadapi disitulah terjadi suatu pembelajaran. Pengalaman dapat memberikan perubahan dan perkembangan bagi peserta didik. Bagi penjas sendiri telah disebutkan bahwa pengalaman akan memberikan makna manakala siswa memperoleh aktivitas secara bervareasi, dari aktivitas yang bervareasi itulah maka seorang siswa akan berkembang. Karena daam aktivitasnya pasti akan mengahasilkan ide-ide dari pengalaman itu.
Dalam pandangan modern tentang penjas telah disebutkan bahwa pelaksanaan pembelajaran penjas harus memperlakukan peserta didik secara individual. Perlu adanya perhatian terhadap kebutuhan, minat, dan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. manusia adalah makhluk individual Pertanyaan yang kami sampaikan kepada penulis apakah kendala-kendala yang mungkin muncul dari memperlakukan peserta didik secara individual dan apakah pembelajaran akan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sekolah ?
Dalam pandangan filsafat Humanisme dijelaskan bahwa manusia adalah mahluk individu padahal kita tahu manusia adalah mahluk sosial juga dimana pasti memerlukan seseorang dalam melakukan kegiatan. Jadi kedua hal tersebut menurut saya harus digabungkan, mengaktualisasikan diri memang penting akan tetapi pengaktualisasian itu pasti perlu adanya bantuan ataupun partisipasi, dorongan dari orang lain dari orang lain.
Aliran – aliran filsafat tersebut secara garis besar berpandangan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktifitas jasmani untuk mendapatkan pengalaman yang akan memberi kontribusi terhadap peserta didik secara menyeluruh. Ini berarti pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan membentuk fisisk. Pendidikan jasmani berpengaruh pada kehidupan peserta didik sebagai makhluk individu dan sosial. Sehingga sebagai konsultan, guru pendidikan jasmani harus memberikan pengarahan bagaimana siswa menempatkan diri sebagai individu dalam kehidupan sosial.
D.Aliran-aliran Pemikiran modern
Dari rentan peradaban yang ada dilihat dari corak pemikiran filsuf maka munculah aliran-aliran pemikiran modern seperti:
Rene Descartes (1596-1650)
Rene Descartes disebut bapak filsafat modern. Dia melopori aliran rasionalisme dimana perlu adanya bukti-bukti serta kepastian dasar karena pengetahuan ada dalam pikiran (akal) manusia itu sendiri. Perlu adanya premis-premis untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga kebenaran itu nyata serta dapat diterima olah akal manusia.
Menurut saya memang apabila jika kita mendapatkan pengetahuan kita tidak hanya menerima pengetahuan itu tanpa melihat bagaimana pengetahuan itu didapat sehingga kita harus membuktikannya.
David Home (1711-1776)
David Home mempelopori aliran empiris dimana pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Dan pengetahuan dunia berasal dari penginderaan, maka perlu adanya penge nalan indrawi. Dari hasil indrawi maka akan muncul suatu kesan dan kemudian kesan-kesan tersebut akan menjadi sebuah gagasan (disebut substansi). Selain itu David home juga mengemukakan hubungan sebab akibat.
Pertanyaan : “apakah setiap kesan pasti menghasilkan sebuah gagasan?”.
Auguste Comte (1798-1857)
Aliran yang dibawanya adalah aliran positivisme dimana hanya melihat kenyataan-kenyataan dan metode ilmiah. Tiap ilmu dan suku bangsa melalui 3 tahap, yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah.
Jean-Paul Sartre (1905-1980)
Eksistensialime merupakan himpunan aneka pemikiran yang memiliki inti sama, yaitu keyakinan, bahwa filsafat harus berpangkal pada adanya eksistensi, dan bukan pada hakekat (esensi) manusia pada umumnya. Manusia pada umumnya tidak ada, yang ada hanya manusia ini, manusia itu. Esensi manusia ditentukan oleh eksistensinya.
Pertanyaan : “bagai mana cara mencari eksistensi diri manusia?”
Dari aliran-aliran diatas maka dapat saya simpulkan bahwa pengetahuan menurut saya itu berasal dari suatu pengalaman yang pengalaman itu akan menghasilkan suatu kesan dan kesan-kesan itu akan menghasilkan suatu gagasan, semua ini tidak terlepas dari pengindraan dan juga akal/pikiran manusia.
E.Krisis identitas dalam pendidikan jasmani
Pendidikan jasmai merupakan salah satu alat pembangunan yang ikut serta meningkatkan kemajuan masyarakat,akan tetapi perkembangan perkembangan pendidikan jasmani sekarang sangat memprihatikan. Hal ini diakibatkan karena kerangka pembangunan pendidikan jasmani mengalami krisis. Salah satu krisis identitas dalam pendidikan jasmani terjadi karena adanya desakan untuk penyelenggaraan mata pelajaran baru seperti informasi teknologi (IT). Hal tersebut akan membawa pada kritisnya posisi pendidikan jasmani yang dianggap bukan pelajaran “penting” untuk diganti oleh mata pelajaran baru yang urgen untuk diberiakan kepada siswa.
Saya akan mencoba mengkritisi masalah tersebut, menurut saya jika pendidikan jasmani tidak dianggap penting maka akan banyak resiko-resiko yang terjadi, misal apabila siswa hanya mementingkan teknologi saja tanpa mementingkan pendidikan jasmani maka akan berakibat pada kesehatan siswa karena siswa tersebut hanya berhadapan dengan teknologi seperti teknologi komputer tanpa melakukan aktivitas yang hanya dilakukan duduk didepan komputer.
Pada umumnya orang-orang yang tidak melakukan aktivitas seperti olahraga biasanya akan lebih mudah terserang berbagai penyakit karena resiko yang lebih besar terjadi ada pada orang-orang yang tidak melakukan olahraga dibandingkan orang-orang yang melakukan olahraga contohnya struk, jantung, hipokinetik dll.
Salah satunya hipokinetik yang disebabkan karena tubuh kita kurang melakukan aktivitas maka akan menimbulkan banyak lemak, apabila semakin banyak lemak maka lemak tersebut dapat menyumbat pembuluh darah yang akan menyebabkan kematian (hipotesis) karena itu pendidikan jasmani sangat penting dalam kehidupan.
Karena itu pendidikan jasmani tidak dapat dipisakan dari kehidupan manusia hal ini dikarenakan olahraga merupakan unsur penting dalam pemeliharaan kesehatan manusia. Kesehatan sendiri merupakan kebutuhan pokok yang mutlak diperlukan oleh manusia. Pada perkembangan selanjutnya,olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk menjaga kesehatan saja,melainkan juga sebagai salah satu ajang kompetisi yang mampu membawa nama baik individu,kelompok atau negara.
Kemudian krisis masalah lainnya dalam pendidikan jasmani adalah lemahnya sub-sistem pendidikan jasmani dan olahraga. Kekosongan tenaga guru pendidikan jasmani yang terjadi secara massal seperti di Sumatra salah satu contohnya. Seperti di daerah saya dalam 1 sekolah hanya ada 1 guru olahraga dimana guru olahraga tersebut mengajar dikelas X, XI dan XII sehingga membuat proses belajar mengajar tidak efektif.
Sehingga untuk mengatasinya pihak sekolah biasanya mengupayakan sistem bidang studi yaitu guru kelas diperkenankan untuk mengajar olahraga walaupun disadari banyak resiko yang harus ditanggung terutama karena guru bersangkutan belum menguasai bidang olahraga tersebut.
Hal ini berbanding terbalik dengan banyaknya lulusan dari perguruan tinggi keguruan dimana setiap tahunnya meluluskan diploma serta sarjana yang dicetak sebagai guru pendidikan jasmani. Keadaan ini terjadi karena keterbatasan dana dari pemerintah untuk mengangkat mereka. Karena itu terjadinya krisis identitas dalam pendidikan jasmani.
Dengan berbagai masalah tersebut pemerintah harus mengambil langkah kongkrit atau solusi yang tepat guna menanggulangi permasalahan tersebut. Dengan membuat program rencana jangka panjang, menengah dan jangka pendek untuk mencapai tujuan.
Dengan adanya krisis identitas terhadap pendidikan jasmani maka sulit baginya untuk berkembang dalam dunia pendidikan, banyak sebagian orang yang menganggap bahwa pendidikan jasmani itu tidak penting malahan mereka menganggap remah pendidikan jasmani. Hal seperti inilah yang membuat penjas terpuruk, selain itu juga adanya desakan untuk menyelenggarakan mata pelajaran baru,sehingga penjas yang dianggap tidak penting maka akan ditiadakan dam proses pembelajara. adanya kerapuan posisi penjas dalam kurikulum di sekolah.
Dengan ini maka perlu adanya legistimasi baru dalam pendidikan jasmani. Apa itu? Mendefinisikan persoalan-persoalan yang ada yang membuat penjas diangga tidak penting, dengan cara dibangun thesis-thesis tentang pendidikan jasmani.
Menurut Crum (2003) ada tiga thesis yaitu
Adanya partisipasi dalam aktivitas jasmani dan olahraga yang menyumbang kualitas hidup masyarakat.
Paartisipasi yang tetap bertahan dan menyenagkan mensyaratkan seperangkat kopetensi dengan adanya kemahiran sejumlah perangkat tersebut mensyaratkan proses pembelajaran dan pengajaran yang terorganisir dengan baik.
Sudah menjadi kenyataan bahwa setiap anak pergi ke sekolah setidaknya untuk 12 tahun, dan juga mencakup pertimbangan bahwa sekolah dapat mengelola guru profesianal, sekolah merupakan kunci kekuatan dalm pengenalan terencana terhadap aktivitas jasmani dan olahraga (fox, Cooper, Mckenna, 2004: 338). Selain ketiga hal itu perlu juga adanya pencarian konteks-konteks pendidikan jasmani sehingga dapat diketahui potensi maupun hambatan-hambatannya. Ada tiga sub-konteks yaitu teknologi, kultur, dan demografi. Partisipasi masyarakat yang berkompetensi juga penting dalam menumbuhkan legistimasi baru.
Dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perbaikan citra pendidikan jasmani dalam masyarakat, supaya masyarakat dapat mengetahuai/mengerti bahwa proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah itu sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu adanya usaha-usaha yang giat dalam memperbaiki citra penjas perlu dibangun. Dengan kata lain perlu adanya legistimasi baru dalam pendidikan jasmani.
F.Strategi Penalaran untuk prilaku Fair Play
Memang sangat perlu adanya perilaku fair play dalam semua kegiatan, dalam hal ini adalah dalam kegiatan olahraga. Perilaku fair play erat hubunganya dengan perilaku moral atau sportifitas sehingga fair play memang perlu kita junjung tinggi. Seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam suatu permainan (olahraga) perilaku itu selalu diabaikan, itu memang benar. Mereka lebih mementingkan hasil dari pada suatu permainan yang baik. Malahan mereka berbuat curang untuk memenangkan suatu pertandingan. Nilai moral yang perlu dilakukan setiap orang yang melakukan suatu kegiatan adalah keadilan, kejujuran, tanggung jawab, dan kedamaian.
Perilaku fair play berasal dari pemahaman tentang suatu peraturan yang berlaku untuk kegiatan tersebut. Jadi peraturan bukan hanya pemain saja yang harus tahu akan tetapi semua orang yang terlibat dalam kegiatan itu, sehingga setidaknya fair play dapat di lakukan. Kebanyakan keributan atau tindakan yang kurang baik dalam suatu pertandingan, baik itu pemain, penonton, maupun semua yang terlibat didalamnya karena kurang pahamnya suatu peraturan. Jadi dapat disimpulkan apabila taat dalam peraturan-peraturan yang berlaku maka keributan tidak akan terjadi.
Selain yang telah dijelaskan diatas prilaku fair play dapat berupa juga berupa suatu kegiatan rela berkorban dan saling menolong lawan namun itu dilakukan dengan alasan tertentu seperti kisah Eugenio Mont yang menolak untuk menang karena lawanya mengalami nasib buruk. Mau mengakui kehebatan lawan dan mau menagakui kekalahan itu juga merupakan sifat fair play. Tapi kenyataan yang dapat dilihat sekarang ini kurangnya kesadaran akan perilaku fair play tersebut sehingga akan muncul suatu pertanyaan apa penyebabnya sehingga hal itu bisa terjadi padahal peraturan-peraturan sudah di tetapkan untuk mencegah suatu kecurangan ? malahan tidak jarang yang melanggar kebanyakan orang yang sangat tahu akan peraturan suatu kegiatan.
Menurut saya memang Setiap atlet harus ditanamkan jiwa fair play sejak dini. Agar atlet termotivasi untuk meraih kemenangan yang sebenarnya. Meraih kemenangan bukan hanya terbatas pada keberhasilan mengalahkan lawan atau meraih gelar juara. Tetapi, berhasil mengalahkan lawan melalui proses yang sesuai peraturan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Apabila atlet terbiasa bertanding secara fair play, maka kebiasaan mentaati peraturan dan menghargai orang lain akan terealisikan dalam kehidupan sehari – hari. Harus disadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga tidak hanya mengolah keterampilan jasmani, namun juga disertai sopan santun dan nilai moral dalam pelaksanaanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani memberikan kontribusi dalam penanaman moral serta membentuk karakter pelakunya
G.Penggunaan Doping ditinjau dari Aspek Etika
Doping memang sangat meresahkan pada setiap kegiatan olahraga di dunia ini, jarang orang mehindari pemakaian doping, lebih-lebih para atlet yang sudah senior atau terkenal, mereka lebih sering menggunakan doping sebagai perangsang untuk meningkatkan aktivitas tubuh. Tapi hal itu merupakan suatu kebiasaan yang berbahaya, kerena apa ? karena kegiatan tersebut dapat merusak tubuh kita sendiri. Karena itu merupakan paksasan terhadap tubuh untuk melakukan kegiatan diluar kemampuan kita.
Dilihat dari aspek etika memang perbuatan penggunaan doping perlu diberantas, kerena itu bukan suatu bentuk perbuatan baik, bukan merupakan suatu sportifitas seorang atlit olahraga. Mereka tidak mau mengakui bahwa kemampuanya dalam prestasi semakain menurun, mereka hanya lebih mementingkan prestasi, uang daripada keselamatan hidup mereka, menggunakan doping supaya prestasinya tetap meningkat sehingga tetap dapat mempertahankan kejayaanya. Seorang atlit olahraga yang sportif harus bisa menyadari bahwa perbuatan penggunaan doping sungguh tidak manusiawi, karena telah dijelaskan bahwa doping dapat merusak tubuh kita sendiri secara berlahan-lahan.
Maka dalam hal ini perlu adanya pegawasan yang ketat dalam penggunaaan doping, baik itu pemerintah maupun masayarakat, lebih-lebih kesadaran para atlit itu sendiri. Perlua adanya pengawasan yang lebih ketat dalam pemeriksaan seeorang yang menggunaakan doping atau tidak. Juga perlu adanya hukuman yang lebih berat bagi orang yang dalam pemeriksaan benar-benar memakai doping.
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat sangat penting bagi ilmu pengetahuan karena mengandung berbagai nilai dalam ilmu pengetahuan itu sendiri, Nilai -nilai ini tidak dapat di pisahkan bahkan nilai-nilai ini tidak dapat berdiri sendiri. Nilai tersebut saling mendukung satu sama yang lainya dan saling melengkapi. Filsafat dapat memberikan pedoman atau wawasan dalam peyelidikan, observasi yang tepat. Filsafat juga dapat sebagai batu loncatan atau pandangan bagi kemajuan teknologi, ini dapat dihasilkan dengan menggabungakan pikiran-pikiran tradisional dengan aliran pemikiran modern.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada kenyataanya mengalami krisis identitas. Kalangan pendidikan jasmani membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Padahal krisis identitas akan menggerogoti pondasi pendidikan jasmani. Krisis ini berawal dari intern pendidikan jasmani. Kalangan pendidikan jasmani masih meragukan keampuhan pendidikan jasmani. Walaupun mereka sudah lama memiliki pernyataan bahwa pendidikan jasmani mampu menjadi alat ampuh dalam membangun karakter bangsa, moral, disiplin, dan nilai positif lainnya. Dalam kondisi ini dibutuhkan pemikiran serius. Melalui filsafat, identitas pendidikan jasmani akan terbentuk. Usaha ini dapat dilakukan menggunakan aliran filsafat eksistensialisme. Mengedepankan eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan jasmani dan olahraga yang bertujuan mengolah jiwa dan raga ke arah positif. Aliran ini memberikan kebebasan pada masyarakat untuk memilih kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga sesuai kemampuan individu. Sehingga diharapkan mereka merasakan langsung manfaat yang diperoleh. Hal ini akan membangun identitas baru bahwa pendidikan jasmani adalah penting untuk tetap dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M.H. 2008. Relasi Pemikiran Filsafat dan Pendidikan, Handout Matakuliah Filsafat Penjas dan Olahraga.
http: //gettech.tripod.com/ARSIP/filsafat.htm.
Lutan, Rusli. (2001). Menelusuri Makna Olahraga dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 27 – 69.
Lutan, Rusli. (2001). Strategi Penalaran untuk Perilaku Fair Play dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 95 – 107.
Lutan, Rusli. (2001). Fair Play dalam Praktek dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 108 – 143.
Lutan, Rusli. (2001). Penggunaan Doping Ditinjau dari Aspek Etika dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 178 – 200.
Margono (2007). Landasan Falsafah Pendidikan Jasmani. Dalam: Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Hal: 20 – 28.
Osborn, Richard. (2001). Filsafat untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius.
Pramono, Made. (2003). Dasar – Dasar Filosofis Ilmu Keolahragaan (Suatu Pengantar). Jurnal Filsafat, Jilid 34, No.2.
Salam, Burhanuddin. (2005). Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Setiawan, Caly. (2004). Krisis Identitas dan Legitimasi dalm Pendidikan Jasmani. JPJI, Vol 1 NO.1
Makalah Filsafah
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani memerlukan olahraga sebagai upaya untuk menjalankan fungsi serta mencapai tujuannya. Terdapat mata rantai antara pendidikan jasmani dan olahraga yaitu olahraga – ilmu olahraga – pendidikan jasmani. Mata rantai tersebut dapat diartikan bhwa di dalam kegiatan olahraga terkandung ilmu olahraga. Olahraga harus memenuhi tiga kriteria sebagai ilmu mandiri yaitu obyek, metode, dan pengorganisasian yang khas. Agar lebih terarah dan berfungsi, ilmu olahraga disampaikan melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani menurut konsep pedagogistik adalah mata pelajaran yang berfungsi mendidik atau membentuk individu melalui gerak jasmani. Cara pandang masyarakat terhadap pendidikan jasmani berbeda – beda. Sebagian masyarakat menganggap pendidikan jasmani tidak terlalu penting, hanya sebagai pelengkap kurikulum pembelajaran. Sebagian lain menilai pendidikan jasmani penting untuk perkembangan jasmani dan jiwa. Adanya pandangan bahwa pendidikan jasmani tidak begitu penting karena terjadi krisis identitas dalam pendidikan jasmani. Pihak – pihak yang berkecimpung di dalam olahraga belum meneliti keampuhan pendidikan jasmani. Walaupun mereka sudah lama memiliki pernyataan bahwa pendidikan jasmani mampu menjadi alat ampuh dalam membangun karakter bangsa, moral, disiplin, dan nilai positif lainnya. Fenomena seputar pendidikan jasmani dan olahraga tersebut memerlukan filsafat untuk mencari solusi dan mengembangkannya.
PEMBAHASAN
Filasafat dapat diartikan sebagai kegiatan berpikir, senantiasa berkeinginan untuk mencari nilai dan fakta nyata dalam kehidupan serta mengevaluasi dan menafsirkannya sedapat mungkin, tanpa terjadi bias dan pasangka. Filsafat dapat menyeimbangkan perasaan dan logika. Kebutuhan hidup manusia meliputi banyak aspek. Filsafat dibutuhkan untuk mencari jawaban dari semua masalah dan pertanyaan seputar kehidupan manusia. Dahulu, bangsa manusia percaya pada mitos-mitos. Mereka menirukan apa yang dilakukan nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Padahal, apa yang dilakukan oleh mereka biasanya tidak bisa dijelaskan menurut akal sehat. Misalnya saja, melakukan suatu ritual untuk mencegah datangnya hujan. Tentu saja itu semua tidak masuk akal. Bahkan, bisa menjerumuskan dalam lubang kemusyrikan. Mereka lebih percaya kepada roh-roh nenek moyang dari pada kepada Tuhan. Lambat laun, kebiasaan mereka mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh majunya ilmu pengetahuan. Sains bisa menjelaskan semua fenomena alam. Menjelaskan terjadinya hujan, bahkan berbagai bencana alam yang terjadi. Petir bukan tercipta dari palu dewa dan suara guntur bukan pula ulah dewa. Semua itu adalah fenomena alam yang bisa dijelaskan dengan adanya sains dan tentunya dengan penjelasan yang masuk akal.
Persetujuan umum mengenai filsafat dimulai di Yunani, tampaknya masuk akal juga. Sebab sejak abad ke–6 SM perdagangan berkembang pesat. Perdagangan secara tidak langsung mendorong mereka untuk berpikir untuk dapat terus menghasilkan karya cipta. Petualangan dan pemikiran mereka menghantarkan pada filsafat. Bangsa Yunani turun temurun mengaitkan segala sesuatunya dengan dewa, mulai berani berpikir mengenai dunia tanpa terlebih dulu berpikir mengenai dewa. Perkembangan pemikiran tersebut beda dari apa yang biasa menjadi kepercayaan berpikir mereka. Hal ini menunjukkan pertanda adanya filsafat.
Beberapa filsafat para tokoh Yunani terbukti secara nyata. Sehingga mereka terdorong untuk berlomba – lomba berfilsafat. Filsafat tiap tokoh berbeda, terkadang terkesan benar sendiri. Ini bukan kesalahan, melainkan terjadi keragaman yang ikut berperan serta dalam perkembangan struktur kehidupan segala aspek di bumi. Buktinya mereka yang ada di Alexandria setelah berfilsafat, terbukti kebenarannya, dan menghasilkan sains, berani berpikir tanpa mengaitkan dengan dewa. Ini merupakan salah satu bukti filsafat mampu mengubah peradaban manusia. Bagi ilmu pengetahuan, filsafat bernilai ontologik, epistemologi, estetika, dan etik. Sehingga ilmu pengetahuan yang bercabang tetap memiliki keterkaitan dan dapat dipahami.
Beberapa aliran filsafat pernah ada dan berpengaruh besar dalam kehidupan pada umumnya, khususnya dalam dunia pendidikan, juga dalam dunia pendidikan jasmani. Aliran – aliran filsafat yang cukup populer, seperti dikutip Adang Suherman (2000), yaitu Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Naturalisme, dan Eksistensialisme.
Penjelasan masing – masing aliran filsafat tersebut sebagai berikut :
Idealisme
Aliran idealisme meyakinkan bahwa pikiran merupakan kunci terhadap segala sesuatu. Filsuf dari Greek, Plato, merupakan tokoh yang diakui sebagai Bapak Idealisme. Aliran ini menganggap bahwa pemikiran mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan oleh karena itu objek yang bersifat fisik pada dasarnya merupakan cerminan dari pemikiran. Para penganut aliran idealisme ini menilai bahwa manusia jauh lebih penting daripada alam.
Realisme
Aliran filasafat ini cenderung menentang filsafat idealisme. Beberapa pandangan yang mengemuka pada aliran idealisme seperti berikut :
Aspek fisik merupakan dunia nyata.
Semua kejadian di dunia merupakan hasil dari hukum alam.
Kebenaran ditentukan oleh metode ilmiah.
Pikiran dan tubuh mempunyai hubungan erat dan harmonis.
Agama dan filsafat dapat muncul seiring.
Pragmatisme
Aliran filsafat ini sering disebut juga aliran eksperimentalisme, yang menganggap pengalaman sebagai kunci untuk keberhasilan hidup. Aliran pragmatisme menganggap bahwa pengalaman merupakan penyebab terjadinya perubahan konsep tentang realitas.
Naturalisme
Aliran filsafat ini disebut juga aliran materialisme yang menganggap bahwa sesuatu yang mempunyai nilai adalah sesuatu yang secara fisik nampak. Aliran naturalisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada hanya akan diakui keberadaannya apabila nampak secara fisik.
Eksistensialisme
Aliran filsafat ini disebut juga aliran filsafat modern, yang menjadi perhatian utamanya adalah keberadaan individu secara utuh. Paham aliran eksistensialisme berpendapat bahwa keberadaan individu lebih penting daripada masyarakat.
( Margono, 2007: 23 )
Definisi tentang pendidikan jasmani pernah dirumuskan sebagai rujukan nasional ( Mendikbud 413 / U / 1957 ) mengungkapkan fungsi pendidikan jasmani untuk memberikan sumbangan terhadap pendidikan secara menyeluruh: “Pendidikan jasmani adalah bagian integral daripada pendidikan melalui aktifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskkular, intelektual, dan emosional”. ( Rusli Lutan, 2001: 65 ). Berikut disajikan dengan bentuk sederhana, bagaimana pandangan beberapa aliran filsafat terhadap pendidikan jasmani :
Idealisme
Pendidikan jasmani tidak hanya sekedar melibatkan fisik semata, pendidikan jasmani harus memberikan kontribusi terhadap perkembangan peserta didik secara menyeluruh.
Aktivitas kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
Pendidikan jasmani merupakan pusat berbagai gagasan, pembelajaran pendidikan jasmani harus berorientasi pada peserta didik agar dapat menumbuhkan kreativitas.
Guru harus menjadi model peserta didik, guru dapat menjadi contoh yang layak ditiru.
Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan, pengembangan fisik dan pengetahuan harus seimbang.
Realisme
Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan pada umumnya.
Kesegaran jasmani merupakan hasil dari produktifitas.
Program pendidikan jasmani didasarkan pada pengetahuan ilmiah.
Pengulangan memegang peranan penting dalam proses belajar pendidikan jasmani.
Pendalaman ilmu keolahragaan dapat menyebabkan kehidupan sosial lebih baik.
Bermain dan rekreasi dapat membantu kemampuan beradaptasi.
Pragmatisme
Pengalaman akan lebih bermakna manakala siswa memperoleh aktivitas secara bervariasi.
Pendidikan jasmani bertujuan untuk peningkatan kemampuan sosial peserta didik.
Program pendidikan jasmani ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik.
Pembelajaran pendidikan jasmani diperoleh melalui metode pemecahan masalah.
Guru sebagai motivator.
Standardisasi bukan merupakan bagian dari program pendidikan jasmani.
Naturalisme
Aktifitas fisik bukan sekedar fisik.
Hasil belajar diperoleh melalui aktifitas dirinya sendiri.
Bermain merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Prestasi bertanding yang tinggi diantara individu tidak dikondisikan.
Pendidikan jasmani berkaitan dengan pengembangan individu secara utuh.
Eksistensialisme
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani sebaiknya peserta didik diberi kebebasan memilih.
Pendidikan jasmani harus terdapat banyak pilihan.
Permainan merupakan produk dari perkembangan kreatifitas.
Peserta didik dianggap mengenal dirinya sendiri.
Guru harus dapat berperan sebagai konsultan.
( Margono, 2007: 25)
Menurut pandangan filsafat modern, dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani harus memperlakukan peserta didik secara individual, dengan memperhatikan kebutuhan minat dan masalah yang dihadapi peserta didik secara spesifik. Dalam pandangan filsafat modern, para peserta didik cacat atau berkebutuhan khusus harus diperhatikan dalam program pendidikan jasmani.
Menurut pandangan filsafat humanisme mendukung keyakinan bahwa manusia sebagai makhluk individu dan harus diperlakukan sebagai individu secara utuh. Guru pendidikan jasmani harus mendorong siswa untuk mengaktualisikan diri dan memenuhi kebutuhannya secara individu.
Aliran – aliran filsafat tersebut secara garis besar berpandangan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktifitas jasmani untuk mendapatkan pengalaman yang akan memberi kontribusi terhadap peserta didik secara menyeluruh. Ini berarti pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan membentuk fisisk. Pendidikan jasmani berpengaruh pada kehidupan peserta didik sebagai makhluk individu dan sosial. Sehingga sebagai konsultan, guru pendidikan jasmani harus memberikan pengarahan bagaimana siswa menempatkan diri sebagai individu dalam kehidupan sosial.
Fenomena yang paling konkret sebagai objek formal ilmu keolahragaan adalah gerak – laku manusia dalam bentuk gerak insani, terutama keterampilan gerak yang dapat dikuasai melalui proses belajar. Gerak insani yang juga mencerminkan puncak kreatifitas manusia itu, dilakukan secara sadar dan bertujuan. Manusia menggerakkan dirinya secara sadar melalui pengalaman badaniah sebagai medium untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan, khususnya pendidikan jasmani, gerak insani inilah yang menjadi medan pergaulan yang bersifat mendidik antara peserta didik sebagai aktor, atau pelaku, dan pendidik sebagai auctor, atau pengarah, sekaligus fasilitator, meminjam istilah yang diperkenalkan oleh Prof. Klaas Rijsdorp (1973).
Realisasi keterampilan gerak itu tidak dapat dicabik dan dipisahkan dari tata latar lingkungannya, sehingga keterampilan gerak itu terbentuk dalam aneka bentuk respons dan transaksi antara individu dan lingkungan sosial – budaya yang membentuk penghayatan penuh makna diantara kedua pihak. Gerak insani yang menjadi objek formal ilmu keolahragaan merupakan fenomena yang kompleks, mencakup dimensi sosio – psiko – bio – kultural sebagai akibat aneka aktifitas jasmani yang diperagakan individu atau dalam suasana berkelompok itu digelar di tengah kehidupan bermasyarakat, dalam sistem kehidupan yang nyata, yang terkontrol oleh tradisi, nilai dan norma, disamping terikat langsung oleh keterbatasan kapasitas kemampuan biologik itu sendiri.
Pengungkapan gerak insani itu merupakan perilaku gerak manusia yang universal, tanpa memandang latar belakang agama, budaya, suku bangsa, atau ras. Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan yang berintikan gerak keterampilan jasmaniah dan berporos pada sifat – sifat permainan itu, tetap bertumpu pada etika dan kesadaran moral , karena olahraga bukanlah ungkapan naluri yang rendah atau nafsu kekerasan, tetapi merupakan ekspresi sifat – sifat manusia yang kreatif dan indah yang kemudian bermuara pada kehidupan yang manusiawi dalam pengertian sejahtera paripurna, bukan sehat jasmaniah semata, tetapi melingkup kesehatan aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pembinaan pendidikan jasmani dan olahraga adalah tercapainya kesejahteraan paripurna manusia.
Aspek etika dalam pendidikan jasmani dan olahragaadalah fair play. Fair play adalah kebesaran hati terhadap lawan yang menimbulkan perhubungan kemanusiaan yang akrab dan harmonis. Fair play merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat ksatria dalam olahraga. Sehingga memunculkan sikap ksatria pada atlet yang menolak kemenangan dengan menghalalkan segala cara. Maka ada mekanisme psikologis yang mengontrol terhadap kepatutan suatu perbuatan dan kesanggupan untuk memajukan diri agar patuh pada standar moral yang tinggi. Bisa diartikan bahwa pencapaian kemenangan sebagai konsekuensi dari berusaha keras. Bukan dari nasib atau faktor keberuntungan. Fair play memang mudah diucapkan, tetapi cukup sukar dipraktekkan, bukan saja dalam olahraga tetapi juga dalam semua bentuk kegiatan dalam kehidupan sehari – hari. Fair play merupakan budaya dalam dunia pendidikan jasmani dan olahraga yang mulai luntur. Meskipun demikian, fair play masih bisa dididik dan dibiasakan.
Setiap atlet harus ditanamkan jiwa fair play sejak dini. Agar atlet termotivasi untuk meraih kemenangan yang sebenarnya. Meraih kemenangan bukan hanya terbatas pada keberhasilan mengalahkan lawan atau meraih gelar juara. Tetapi, berhasil mengalahkan lawan melalui proses yang sesuai peraturan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Apabila atlet terbiasa bertanding secara fair play, maka kebiasaan mentaati peraturan dan menghargai orang lain akan terealisikan dalam kehidupan sehari – hari. Harus disadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga tidak hanya mengolah keterampilan jasmani, namun juga disertai sopan santun dan nilai moral dalam pelaksanaanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani memberikan kontribusi dalam penanaman moral serta membentuk karakter pelakunya. Persoalannya adalah bagaimana menerapkan nilai moral dan prinsip sehingga menjadi landasan sportif ?
Maksud baik adalah bermain dengan memperlihatkan sportifitas dan maksud jahat adalah bermain dengan tipu muslihat. Tindakan nyata itu ditujukan pada pencapaian tujuan permainan berupa peragaan performa sebaik – baiknya, sedangkan tindakan jahat berupa perbuatan curang, melukai lawan, menciderai pemain andalan lawan, dan lain – lain. Karena itu, tindakan nyata, baik yang ideal maupun yang diperagakan sebenarnya, dipengaruhi oleh motif dan maksud berbuat yang semuanya itu berpangkal pada persepsi. Persepsi tabu kalah dalam bertanding dapat mendorong atlet untuk melakukan apa saja agar meraih kemenangan. Atlet seharusnya menyadari bahwa kalah bukan berarti pecundang apabila dalam bertanding ia berusaha maksimal tanpa melakukan kecurangan.
Dalam proses penalaran moral, nilai biasanya ditulis secara khusus yang disebut prinsip. Prinsip merupakan tuntunan yang bersifat universal yang akan mengatakan apa tindakan, maksud, dan motif yang dilarang, diizinkan, atau yang menjadi kewajiban. Prinsip adalah pernyataan tertulis yang bersifat umum, atau aturan utama. Tak ada aturan yang lebih penting daripada prinsip. Prinsip adalah aturan yang paling tinggi. Karena sifatnya yang universal dapat ditarik aturan dari padanya.
Dengan menempatkan sistem nilai ke dalam bentuk yang universal maka dapat digunakan sistem nilai itu sebagai rujukan yang paling teguh untuk mengatasi masalah yang rumit untuk dipecahkan. Nilai moral itu beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek, keramahan, integritas, keadilan, kooperasi, tugas, dan lain – lain. Bagaimanakah kita dapat memilih nilai moral yang cukup banyak jumlahnya itu? tugas ini tidak mudah. Namun demikian, ada sumber yang paling sahih untuk memilih nilai moral itu, yaitu agama – agama besar, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan kepercayaan lainnya. Ajarannya mengandung nilai inti yang bersifat universal dan dijunjung tinggi oleh pemeluknya. Dalam keanekaragaman nilai itu, maka dapat diperoleh sari patinya. Ada empat nilai moral yang menjadi inti dan bersifat universal sebagai berikut.
Nilai moral pertama adalah keadilan. Di seluruh dunia, keadilan selalu dikumandangkan dan dicari setiap orang, meskipun tak kunjung dicapai. Keadilan itu ada dalam beberapa bentuk: distribuif, prosedural, retributif, dan kompensasi. Keadilan distributif berarti keadilan yang mencakup pembagian keuntungan dan beban secara relatif, dikaitkan dengan hasilnya. Keadilan prosedural mencakup persepsi terhadap prosedur yang dinilai sportif atau fair dalam menentukan hasil. Keadilan retributif mencakup yang fair sehubungan dengan hukuman yang dijatuhkan bagi pelanggar hukum. Keadilan kompensasi mencakup persepsi mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh penderita atau yang diderita pada waktu sebelumnya. Keempat bentuk keadilan itu melekat pada pembuatan keputusan dan penalaran moral dalam dunia olah raga.
Nilai moral kedua adalah kejujuran. Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan terpercaya, dan terpercaya terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu, atau memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindakan dan perkataan.
Nilai moral ketiga adalah tamggung jawab. Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri.
Nilai moral keempat adalah kedamaian. Kedamaian mengandung pengertian tidak akan menganiaya, mencegah penganiayaan, menghilangkan penganiayaan, dan berbuat baik.
Tindakan kekerasan masih membayangi pertandingan olahraga. Bahkan makin meningkat, bukan bertambah surut. Perkelahian antara ofisial dengan pemain, pemain dengan pemain, atau penonton mengeroyok wasit, dan aneka kekerasan, terutama dalam sepak bola makin marak terjadi. Bahkan penonton dengan bangga memperlihatkan perilaku kasar yang sering disebut dalam istilah “holigan” alias kebrutalan. Perilaku agresif ini jelas – jelas melanggar batas dan sangat tidak sportif. Perilaku semacam ini dikhawatirkan juga terjadi dan menular di bidang kegiatan lainnya di mana orang tidak mampu menerima kenyataan dan selalu ingin berada di pihak yang lebih untung, meskipun harus berbuat curang yang tidak terlihat di depan orang.
Memotivasi atlet untuk meraih prestasi bukan dengan menanamkan prinsip tabu kalah. Lebih baik menanamkan keempat nilai moral tersebut. Apabila hal ini dilakukan yang terjadi tidak hanya sportifitas pertandingan, tetapi juga membentuk atlet yang yang berkualitas secara fisik dan psikis. Berkualitas secara fisik maksudnya untuk mengejar prestasi tanpa melakukan kecurangan atlet akan terdorong untuk giat berlatih dan menjaga kesehatan. Sehingga kemampuan fisik meningkat dan kebugaran fisik terjaga. Berkualitas secara psikis maksudnya tanpa melakukan kecurangan, secara bertahap mental semangat bertanding dan rasa percaya diri atlet akan terbentuk. Perilaku kasar penonton sebenarnya merupakan dampak melihat kebiasaan para atlet bermain tidak secara fair play. Apabila semua atlet bertanding secara fair play, kemungkinan besar dapat meminimalisir tindak kekerasan penonton.
Perilaku fair play tidak terbatas pada moral tingkah klaku ketika bertanding. Persiapan dan proses untuk mengikuti pertandinga ternyata tetap memerlukan fair play agar etika dan sportifitas dalam olah raga tetap terjaga. Salah satu perilaku fair play dalam mempersiapkan atlet mengikuti pertandingan adalah tidak mengkonsumsi obat terlarang atau substan lainnya secar ilegal untuk meningkatkan prestasi atlet. Doping dilarang karena berpengaruh buruk pada kesehatan, psikis, dan mencemari nilai pendidikan dalam olahraga. Dampak penggunaan doping jelas merugikan kesehatan karena organ atlet dipaksa bekerja di atas batas normal. Walaupun di awal penggunaan doping berkesan menguntungkan, mampu meningkatkan tenaga dan agresifitas atlet. Namun, pada akhirnya doping perlahan – lahan membunuh atlet. Penggunaan doping juga mengakibatkan krisis percaya diri pada atlet. Atlet merasa dirinya kurang bersemangat tanpa mengkonsumsi doping. Konsumen doping cenderung memiliki sifat pemarah akibat efek agresifitas yang ditimbulkan. Nilai pendidikan pun hilang karena doping. Sebab, masyarakat akan berpikir bahwa olahraga hanya mengandalkan jasmani dan tenaga saja tanpa menggunakan akal pikiran serta etika dalam pelaksanaanya. Penggunaan doping menyalahi etika dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Alasannya karena atlet tidak diperlakukan secara manusiawi, atlet diperlakukan seperti mesin. Atlet adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan dan harus dihargai. Tidak terelakkan apabila tujuan mengikuti pertandingan adalah meraih juara, tetapi ada yang lebih penting yaitu memenangkan pertandingan karena murni kemampuan atlet. Tujuan pendidikan jasmani dan olahraga untuk menghasilkan jiwa dan tubuh yang sehat pun hilang karena tindakan tidak fair play. Tujuan tersebut berubah menjadi alat untuk meraih materi dan status sosial semata.
Fenomena yang terkait dengan pendidikan jasmani dan olahraga tersebut menguatkan pernyataan bahwa pendididkan jasmani dan olahraga tidak hanya mengolah keterampilan jasmani. Namun disertai makna kesopanan dan moral di dalamnya. Pendidikan jasmani dan olahraga sangat penting diberikan pada semua jenjang pendidikan. Banyaknya nilai positif dalam pendidikan jasmani dan olahraga serta kontribusinya dalam kehidupan seharusnya bisa menghindarkan terjadinya krisis identitas. Namun, pada kenyataannya sebagian besar masyarakat masih berpandangan pendidikan jasmani dan olahraga tidaklah penting. Krisis identitas terjadi setidaknya karena ada dua konsep salah dalam pendidikan jasmani (Crum, 2003). Pertama, pendidikan jasmani dikonsepsikan secara biologistik (pelatihan-dari-jasmani). Dalam konsep ini, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran untuk melatih “organisme”. Kedua, cara pandang pendidikan jasmani dari konsep pedagogistik (pendidikan-melalui-jasmani). Dalam konsep ini, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang berfungsi mendidik atau membentuk individu (bergerak untuk belajar).
Kedua konsep tersebut memiliki persamaan, yang intinya memandang sempit arti dan ruang lingkup pendidikan jasmani. Penguatan identitas pendidikan jasmani dan olahraga tersebut merupakan tanggung jawab orang – orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga. Penguatan identitas tersebut memerlukan filsafat, dari beberapa aliran filsafat yang telah dikemukakan di depan, aliran eksistensialisme cocok digunakan untuk melakukan penguatan identitas. Bagaimana pun persepsi orang, lebih baik pendidikan jasmani dan olahraga eksis terlebih dahulu. Keeksisan memang memerlukan kesabaran, tetapi cepat atau lambat orang akan memperhitungkan keberadaannya. Aliran filsafat buah pemikiran Soren Kierkegard ini memiliki persepsi bahwa eksistensi adalah suatu kategori yang berhubungan dengan individu bukan ide universal. Eksistensi mengharuskan individu bertindak dan memilih. Masyarakat belum menyadari bahwa keeksisan pendidikan jasmani dan olahraga telah menjadi bagian hidup mereka. Olahraga pada hakikatnya bersifat netral, tapi masyarakat yang kemudian membentuk kegiatan dan memanfaatkannya untuk tujuan tertentu. Sehingga terbentuk pengkhususan kegiatan olahraga, yakni: (1) olahraga pendidikan, yaitu olahraga untuk mencapai tujuan yang bersifat mendidik dan sering diartikan sama dengan pendidikan jasmani; (2) olahraga rekreasi, yaitu olahraga untuk tujuan yang bersifat rekreatif; (3) olahraga kesehatan, yaitu olahraga untuk tujuan pembinaan kesehatan; (4) olahraga cacat, yaitu olahraga yang telah diadaptasikan untuk orang – orang cacat; (5) olahraga penyembuhan, yaitu aktifitas jasmani untuk tujuan terapi; dan (6) olahrag kompetitif, yaitu olahraga untuk mencapai tujuan prestasi. Jadi, olahraga dilakukan masyarakat karena berbagai alasan penting. Nilai – nilai dan manfaat yang diperoleh masyarakat itu didapat dari partisipasi aktif sebagai pelaku dalam beberapa kegiatan yang bersifat hiburan, pendidikan, rekreasi, kesehatan, hubungan sosial, perkembangan biologis, kebebasan berekspresi, dan pengujian kemampuan dibanding diri sendiri.
Komponen masyarakat yang paling dekat dengan pendidikan jasmani dan olahraga adalah guru pendidikan jasmani. Sesuai pandangan eksistensialisme terhadap pendidikan jasmani, guru pendidikan jasmani harus berperan sebagai konsultan. Guru pendidikan jasmani harus mampu mengadaptasikan pendidikan jasmani yang disampaikan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Memberi kesempatan pada mereka untuk memilih kegiatan olahraga sesuai minat dan kemampuan, sehingga dalam menjalani pendidikan jasmani mereka tidak merasa terbebani serta tujuan pendidikan jasmani untuk perkembangan jiwa dan raga tercapai. Cepat atau lambat masyarakat akan melihat dampak positif dari pendidikan jasmani yang ditimbulkan pada peserta didik. Mereka akan membandingkannya dengan orang yang tidak melakukan olahraga atau mendapatkan pendidikan jasmani. Mereka akan menyadari pentingnya diselenggarakan pendidikan jasmani dan olahraga. Eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga sangat diperlukan untuk menguatkan identitas pendidikan jasmani. Proses hasil eksistensi memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun, identitas yang dihasilkan berlaku dalam jangka panjang
Pada intinya, eksistensi pendidikan jasmani berfokus pada pada proses sosialisasi atau pembudayaan melalui aktifitas jasmani, permainan, dan olahraga. Proses sosialisasi berarti proses pengalihan nilai – nilai budaya dari generasi tua ke generasi yang lebih muda. Seluruh kegiatan interaksi antara pendidik dan peserta didik bersifat mendidik. Perantaranya adalah tugas ajar berupa pengalaman gerak yang bermakna dan memberikan jaminan kepada perkembanagn seluruh aspek kepribadian peserta didik.
Pendidikan jasmani dan olahraga sebagai fenomena filosifis dan budaya merupakan hasil dari eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga. Olahraga sudah menjadi sebuah budaya sejak lama. Keeksisannya mencuri perhatian masyarakat untuk mendekati, mengenal, dan mengembangkannya. Apabila eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga dipertahankan, komponen masyarakat yang dekat dengannya meneliti keampuhannya, maka persepsi bahwa pendidikan jasmani dan olahraga itu penting tidak akan mudah goyah.
KESIMPULAN
Pendidikan jasmani dan olahraga pada kenyataanya mengalami krisis identitas. Kalangan pendidikan jasmani membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Padahal krisis identitas akan menggerogoti pondasi pendidikan jasmani. Krisis ini berawal dari intern pendidikan jasmani. Kalangan pendidikan jasmani masih meragukan keampuhan pendidikan jasmani. Walaupun mereka sudah lama memiliki pernyataan bahwa pendidikan jasmani mampu menjadi alat ampuh dalam membangun karakter bangsa, moral, disiplin, dan nilai positif lainnya. Dalam kondisi ini dibutuhkan pemikiran serius. Melalui filsafat, identitas pendidikan jasmani akan terbentuk. Usaha ini dapat dilakukan menggunakan aliran filsafat eksistensialisme. Mengedepankan eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan jasmani dan olahraga yang bertujuan mengolah jiwa dan raga ke arah positif. Aliran ini memberikan kebebasan pada masyarakat untuk memilih kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga sesuai kemampuan individu. Sehingga diharapkan mereka merasakan langsung manfaat yang diperoleh. Hal ini akan membangun identitas baru bahwa pendidikan jasmani adalah penting untuk tetap dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M.H. 2008. Relasi Pemikiran Filsafat dan Pendidikan, Handout Matakuliah Filsafat Penjas dan Olahraga.
http: //gettech.tripod.com/ARSIP/filsafat.htm.
Lutan, Rusli. (2001). Menelusuri Makna Olahraga dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 27 – 69.
Lutan, Rusli. (2001). Strategi Penalaran untuk Perilaku Fair Play dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 95 – 107.
Lutan, Rusli. (2001). Fair Play dalam Praktek dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 108 – 143.
Lutan, Rusli. (2001). Penggunaan Doping Ditinjau dari Aspek Etika dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 178 – 200.
Margono (2007). Landasan Falsafah Pendidikan Jasmani. Dalam: Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Hal: 20 – 28.
Osborn, Richard. (2001). Filsafat untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius.
Pramono, Made. (2003). Dasar – Dasar Filosofis Ilmu Keolahragaan (Suatu Pengantar). Jurnal Filsafat, Jilid 34, No.2.
Salam, Burhanuddin. (2005). Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Setiawan, Caly. (2004). Krisis Identitas dan Legitimasi dalm Pendidikan Jasmani. JPJI, Vol 1 NO.1.
Suhartono, Suparlan. (2007). Nilai Filsafat bagi Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Arruz Media.
Pendidikan jasmani memerlukan olahraga sebagai upaya untuk menjalankan fungsi serta mencapai tujuannya. Terdapat mata rantai antara pendidikan jasmani dan olahraga yaitu olahraga – ilmu olahraga – pendidikan jasmani. Mata rantai tersebut dapat diartikan bhwa di dalam kegiatan olahraga terkandung ilmu olahraga. Olahraga harus memenuhi tiga kriteria sebagai ilmu mandiri yaitu obyek, metode, dan pengorganisasian yang khas. Agar lebih terarah dan berfungsi, ilmu olahraga disampaikan melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani menurut konsep pedagogistik adalah mata pelajaran yang berfungsi mendidik atau membentuk individu melalui gerak jasmani. Cara pandang masyarakat terhadap pendidikan jasmani berbeda – beda. Sebagian masyarakat menganggap pendidikan jasmani tidak terlalu penting, hanya sebagai pelengkap kurikulum pembelajaran. Sebagian lain menilai pendidikan jasmani penting untuk perkembangan jasmani dan jiwa. Adanya pandangan bahwa pendidikan jasmani tidak begitu penting karena terjadi krisis identitas dalam pendidikan jasmani. Pihak – pihak yang berkecimpung di dalam olahraga belum meneliti keampuhan pendidikan jasmani. Walaupun mereka sudah lama memiliki pernyataan bahwa pendidikan jasmani mampu menjadi alat ampuh dalam membangun karakter bangsa, moral, disiplin, dan nilai positif lainnya. Fenomena seputar pendidikan jasmani dan olahraga tersebut memerlukan filsafat untuk mencari solusi dan mengembangkannya.
PEMBAHASAN
Filasafat dapat diartikan sebagai kegiatan berpikir, senantiasa berkeinginan untuk mencari nilai dan fakta nyata dalam kehidupan serta mengevaluasi dan menafsirkannya sedapat mungkin, tanpa terjadi bias dan pasangka. Filsafat dapat menyeimbangkan perasaan dan logika. Kebutuhan hidup manusia meliputi banyak aspek. Filsafat dibutuhkan untuk mencari jawaban dari semua masalah dan pertanyaan seputar kehidupan manusia. Dahulu, bangsa manusia percaya pada mitos-mitos. Mereka menirukan apa yang dilakukan nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Padahal, apa yang dilakukan oleh mereka biasanya tidak bisa dijelaskan menurut akal sehat. Misalnya saja, melakukan suatu ritual untuk mencegah datangnya hujan. Tentu saja itu semua tidak masuk akal. Bahkan, bisa menjerumuskan dalam lubang kemusyrikan. Mereka lebih percaya kepada roh-roh nenek moyang dari pada kepada Tuhan. Lambat laun, kebiasaan mereka mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh majunya ilmu pengetahuan. Sains bisa menjelaskan semua fenomena alam. Menjelaskan terjadinya hujan, bahkan berbagai bencana alam yang terjadi. Petir bukan tercipta dari palu dewa dan suara guntur bukan pula ulah dewa. Semua itu adalah fenomena alam yang bisa dijelaskan dengan adanya sains dan tentunya dengan penjelasan yang masuk akal.
Persetujuan umum mengenai filsafat dimulai di Yunani, tampaknya masuk akal juga. Sebab sejak abad ke–6 SM perdagangan berkembang pesat. Perdagangan secara tidak langsung mendorong mereka untuk berpikir untuk dapat terus menghasilkan karya cipta. Petualangan dan pemikiran mereka menghantarkan pada filsafat. Bangsa Yunani turun temurun mengaitkan segala sesuatunya dengan dewa, mulai berani berpikir mengenai dunia tanpa terlebih dulu berpikir mengenai dewa. Perkembangan pemikiran tersebut beda dari apa yang biasa menjadi kepercayaan berpikir mereka. Hal ini menunjukkan pertanda adanya filsafat.
Beberapa filsafat para tokoh Yunani terbukti secara nyata. Sehingga mereka terdorong untuk berlomba – lomba berfilsafat. Filsafat tiap tokoh berbeda, terkadang terkesan benar sendiri. Ini bukan kesalahan, melainkan terjadi keragaman yang ikut berperan serta dalam perkembangan struktur kehidupan segala aspek di bumi. Buktinya mereka yang ada di Alexandria setelah berfilsafat, terbukti kebenarannya, dan menghasilkan sains, berani berpikir tanpa mengaitkan dengan dewa. Ini merupakan salah satu bukti filsafat mampu mengubah peradaban manusia. Bagi ilmu pengetahuan, filsafat bernilai ontologik, epistemologi, estetika, dan etik. Sehingga ilmu pengetahuan yang bercabang tetap memiliki keterkaitan dan dapat dipahami.
Beberapa aliran filsafat pernah ada dan berpengaruh besar dalam kehidupan pada umumnya, khususnya dalam dunia pendidikan, juga dalam dunia pendidikan jasmani. Aliran – aliran filsafat yang cukup populer, seperti dikutip Adang Suherman (2000), yaitu Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Naturalisme, dan Eksistensialisme.
Penjelasan masing – masing aliran filsafat tersebut sebagai berikut :
Idealisme
Aliran idealisme meyakinkan bahwa pikiran merupakan kunci terhadap segala sesuatu. Filsuf dari Greek, Plato, merupakan tokoh yang diakui sebagai Bapak Idealisme. Aliran ini menganggap bahwa pemikiran mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan oleh karena itu objek yang bersifat fisik pada dasarnya merupakan cerminan dari pemikiran. Para penganut aliran idealisme ini menilai bahwa manusia jauh lebih penting daripada alam.
Realisme
Aliran filasafat ini cenderung menentang filsafat idealisme. Beberapa pandangan yang mengemuka pada aliran idealisme seperti berikut :
Aspek fisik merupakan dunia nyata.
Semua kejadian di dunia merupakan hasil dari hukum alam.
Kebenaran ditentukan oleh metode ilmiah.
Pikiran dan tubuh mempunyai hubungan erat dan harmonis.
Agama dan filsafat dapat muncul seiring.
Pragmatisme
Aliran filsafat ini sering disebut juga aliran eksperimentalisme, yang menganggap pengalaman sebagai kunci untuk keberhasilan hidup. Aliran pragmatisme menganggap bahwa pengalaman merupakan penyebab terjadinya perubahan konsep tentang realitas.
Naturalisme
Aliran filsafat ini disebut juga aliran materialisme yang menganggap bahwa sesuatu yang mempunyai nilai adalah sesuatu yang secara fisik nampak. Aliran naturalisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada hanya akan diakui keberadaannya apabila nampak secara fisik.
Eksistensialisme
Aliran filsafat ini disebut juga aliran filsafat modern, yang menjadi perhatian utamanya adalah keberadaan individu secara utuh. Paham aliran eksistensialisme berpendapat bahwa keberadaan individu lebih penting daripada masyarakat.
( Margono, 2007: 23 )
Definisi tentang pendidikan jasmani pernah dirumuskan sebagai rujukan nasional ( Mendikbud 413 / U / 1957 ) mengungkapkan fungsi pendidikan jasmani untuk memberikan sumbangan terhadap pendidikan secara menyeluruh: “Pendidikan jasmani adalah bagian integral daripada pendidikan melalui aktifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskkular, intelektual, dan emosional”. ( Rusli Lutan, 2001: 65 ). Berikut disajikan dengan bentuk sederhana, bagaimana pandangan beberapa aliran filsafat terhadap pendidikan jasmani :
Idealisme
Pendidikan jasmani tidak hanya sekedar melibatkan fisik semata, pendidikan jasmani harus memberikan kontribusi terhadap perkembangan peserta didik secara menyeluruh.
Aktivitas kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
Pendidikan jasmani merupakan pusat berbagai gagasan, pembelajaran pendidikan jasmani harus berorientasi pada peserta didik agar dapat menumbuhkan kreativitas.
Guru harus menjadi model peserta didik, guru dapat menjadi contoh yang layak ditiru.
Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan, pengembangan fisik dan pengetahuan harus seimbang.
Realisme
Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan pada umumnya.
Kesegaran jasmani merupakan hasil dari produktifitas.
Program pendidikan jasmani didasarkan pada pengetahuan ilmiah.
Pengulangan memegang peranan penting dalam proses belajar pendidikan jasmani.
Pendalaman ilmu keolahragaan dapat menyebabkan kehidupan sosial lebih baik.
Bermain dan rekreasi dapat membantu kemampuan beradaptasi.
Pragmatisme
Pengalaman akan lebih bermakna manakala siswa memperoleh aktivitas secara bervariasi.
Pendidikan jasmani bertujuan untuk peningkatan kemampuan sosial peserta didik.
Program pendidikan jasmani ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik.
Pembelajaran pendidikan jasmani diperoleh melalui metode pemecahan masalah.
Guru sebagai motivator.
Standardisasi bukan merupakan bagian dari program pendidikan jasmani.
Naturalisme
Aktifitas fisik bukan sekedar fisik.
Hasil belajar diperoleh melalui aktifitas dirinya sendiri.
Bermain merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Prestasi bertanding yang tinggi diantara individu tidak dikondisikan.
Pendidikan jasmani berkaitan dengan pengembangan individu secara utuh.
Eksistensialisme
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani sebaiknya peserta didik diberi kebebasan memilih.
Pendidikan jasmani harus terdapat banyak pilihan.
Permainan merupakan produk dari perkembangan kreatifitas.
Peserta didik dianggap mengenal dirinya sendiri.
Guru harus dapat berperan sebagai konsultan.
( Margono, 2007: 25)
Menurut pandangan filsafat modern, dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani harus memperlakukan peserta didik secara individual, dengan memperhatikan kebutuhan minat dan masalah yang dihadapi peserta didik secara spesifik. Dalam pandangan filsafat modern, para peserta didik cacat atau berkebutuhan khusus harus diperhatikan dalam program pendidikan jasmani.
Menurut pandangan filsafat humanisme mendukung keyakinan bahwa manusia sebagai makhluk individu dan harus diperlakukan sebagai individu secara utuh. Guru pendidikan jasmani harus mendorong siswa untuk mengaktualisikan diri dan memenuhi kebutuhannya secara individu.
Aliran – aliran filsafat tersebut secara garis besar berpandangan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktifitas jasmani untuk mendapatkan pengalaman yang akan memberi kontribusi terhadap peserta didik secara menyeluruh. Ini berarti pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan membentuk fisisk. Pendidikan jasmani berpengaruh pada kehidupan peserta didik sebagai makhluk individu dan sosial. Sehingga sebagai konsultan, guru pendidikan jasmani harus memberikan pengarahan bagaimana siswa menempatkan diri sebagai individu dalam kehidupan sosial.
Fenomena yang paling konkret sebagai objek formal ilmu keolahragaan adalah gerak – laku manusia dalam bentuk gerak insani, terutama keterampilan gerak yang dapat dikuasai melalui proses belajar. Gerak insani yang juga mencerminkan puncak kreatifitas manusia itu, dilakukan secara sadar dan bertujuan. Manusia menggerakkan dirinya secara sadar melalui pengalaman badaniah sebagai medium untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan, khususnya pendidikan jasmani, gerak insani inilah yang menjadi medan pergaulan yang bersifat mendidik antara peserta didik sebagai aktor, atau pelaku, dan pendidik sebagai auctor, atau pengarah, sekaligus fasilitator, meminjam istilah yang diperkenalkan oleh Prof. Klaas Rijsdorp (1973).
Realisasi keterampilan gerak itu tidak dapat dicabik dan dipisahkan dari tata latar lingkungannya, sehingga keterampilan gerak itu terbentuk dalam aneka bentuk respons dan transaksi antara individu dan lingkungan sosial – budaya yang membentuk penghayatan penuh makna diantara kedua pihak. Gerak insani yang menjadi objek formal ilmu keolahragaan merupakan fenomena yang kompleks, mencakup dimensi sosio – psiko – bio – kultural sebagai akibat aneka aktifitas jasmani yang diperagakan individu atau dalam suasana berkelompok itu digelar di tengah kehidupan bermasyarakat, dalam sistem kehidupan yang nyata, yang terkontrol oleh tradisi, nilai dan norma, disamping terikat langsung oleh keterbatasan kapasitas kemampuan biologik itu sendiri.
Pengungkapan gerak insani itu merupakan perilaku gerak manusia yang universal, tanpa memandang latar belakang agama, budaya, suku bangsa, atau ras. Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan yang berintikan gerak keterampilan jasmaniah dan berporos pada sifat – sifat permainan itu, tetap bertumpu pada etika dan kesadaran moral , karena olahraga bukanlah ungkapan naluri yang rendah atau nafsu kekerasan, tetapi merupakan ekspresi sifat – sifat manusia yang kreatif dan indah yang kemudian bermuara pada kehidupan yang manusiawi dalam pengertian sejahtera paripurna, bukan sehat jasmaniah semata, tetapi melingkup kesehatan aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pembinaan pendidikan jasmani dan olahraga adalah tercapainya kesejahteraan paripurna manusia.
Aspek etika dalam pendidikan jasmani dan olahragaadalah fair play. Fair play adalah kebesaran hati terhadap lawan yang menimbulkan perhubungan kemanusiaan yang akrab dan harmonis. Fair play merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat ksatria dalam olahraga. Sehingga memunculkan sikap ksatria pada atlet yang menolak kemenangan dengan menghalalkan segala cara. Maka ada mekanisme psikologis yang mengontrol terhadap kepatutan suatu perbuatan dan kesanggupan untuk memajukan diri agar patuh pada standar moral yang tinggi. Bisa diartikan bahwa pencapaian kemenangan sebagai konsekuensi dari berusaha keras. Bukan dari nasib atau faktor keberuntungan. Fair play memang mudah diucapkan, tetapi cukup sukar dipraktekkan, bukan saja dalam olahraga tetapi juga dalam semua bentuk kegiatan dalam kehidupan sehari – hari. Fair play merupakan budaya dalam dunia pendidikan jasmani dan olahraga yang mulai luntur. Meskipun demikian, fair play masih bisa dididik dan dibiasakan.
Setiap atlet harus ditanamkan jiwa fair play sejak dini. Agar atlet termotivasi untuk meraih kemenangan yang sebenarnya. Meraih kemenangan bukan hanya terbatas pada keberhasilan mengalahkan lawan atau meraih gelar juara. Tetapi, berhasil mengalahkan lawan melalui proses yang sesuai peraturan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Apabila atlet terbiasa bertanding secara fair play, maka kebiasaan mentaati peraturan dan menghargai orang lain akan terealisikan dalam kehidupan sehari – hari. Harus disadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga tidak hanya mengolah keterampilan jasmani, namun juga disertai sopan santun dan nilai moral dalam pelaksanaanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani memberikan kontribusi dalam penanaman moral serta membentuk karakter pelakunya. Persoalannya adalah bagaimana menerapkan nilai moral dan prinsip sehingga menjadi landasan sportif ?
Maksud baik adalah bermain dengan memperlihatkan sportifitas dan maksud jahat adalah bermain dengan tipu muslihat. Tindakan nyata itu ditujukan pada pencapaian tujuan permainan berupa peragaan performa sebaik – baiknya, sedangkan tindakan jahat berupa perbuatan curang, melukai lawan, menciderai pemain andalan lawan, dan lain – lain. Karena itu, tindakan nyata, baik yang ideal maupun yang diperagakan sebenarnya, dipengaruhi oleh motif dan maksud berbuat yang semuanya itu berpangkal pada persepsi. Persepsi tabu kalah dalam bertanding dapat mendorong atlet untuk melakukan apa saja agar meraih kemenangan. Atlet seharusnya menyadari bahwa kalah bukan berarti pecundang apabila dalam bertanding ia berusaha maksimal tanpa melakukan kecurangan.
Dalam proses penalaran moral, nilai biasanya ditulis secara khusus yang disebut prinsip. Prinsip merupakan tuntunan yang bersifat universal yang akan mengatakan apa tindakan, maksud, dan motif yang dilarang, diizinkan, atau yang menjadi kewajiban. Prinsip adalah pernyataan tertulis yang bersifat umum, atau aturan utama. Tak ada aturan yang lebih penting daripada prinsip. Prinsip adalah aturan yang paling tinggi. Karena sifatnya yang universal dapat ditarik aturan dari padanya.
Dengan menempatkan sistem nilai ke dalam bentuk yang universal maka dapat digunakan sistem nilai itu sebagai rujukan yang paling teguh untuk mengatasi masalah yang rumit untuk dipecahkan. Nilai moral itu beraneka macam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran, respek, keramahan, integritas, keadilan, kooperasi, tugas, dan lain – lain. Bagaimanakah kita dapat memilih nilai moral yang cukup banyak jumlahnya itu? tugas ini tidak mudah. Namun demikian, ada sumber yang paling sahih untuk memilih nilai moral itu, yaitu agama – agama besar, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan kepercayaan lainnya. Ajarannya mengandung nilai inti yang bersifat universal dan dijunjung tinggi oleh pemeluknya. Dalam keanekaragaman nilai itu, maka dapat diperoleh sari patinya. Ada empat nilai moral yang menjadi inti dan bersifat universal sebagai berikut.
Nilai moral pertama adalah keadilan. Di seluruh dunia, keadilan selalu dikumandangkan dan dicari setiap orang, meskipun tak kunjung dicapai. Keadilan itu ada dalam beberapa bentuk: distribuif, prosedural, retributif, dan kompensasi. Keadilan distributif berarti keadilan yang mencakup pembagian keuntungan dan beban secara relatif, dikaitkan dengan hasilnya. Keadilan prosedural mencakup persepsi terhadap prosedur yang dinilai sportif atau fair dalam menentukan hasil. Keadilan retributif mencakup yang fair sehubungan dengan hukuman yang dijatuhkan bagi pelanggar hukum. Keadilan kompensasi mencakup persepsi mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh penderita atau yang diderita pada waktu sebelumnya. Keempat bentuk keadilan itu melekat pada pembuatan keputusan dan penalaran moral dalam dunia olah raga.
Nilai moral kedua adalah kejujuran. Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan terpercaya, dan terpercaya terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu, atau memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindakan dan perkataan.
Nilai moral ketiga adalah tamggung jawab. Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan sendiri.
Nilai moral keempat adalah kedamaian. Kedamaian mengandung pengertian tidak akan menganiaya, mencegah penganiayaan, menghilangkan penganiayaan, dan berbuat baik.
Tindakan kekerasan masih membayangi pertandingan olahraga. Bahkan makin meningkat, bukan bertambah surut. Perkelahian antara ofisial dengan pemain, pemain dengan pemain, atau penonton mengeroyok wasit, dan aneka kekerasan, terutama dalam sepak bola makin marak terjadi. Bahkan penonton dengan bangga memperlihatkan perilaku kasar yang sering disebut dalam istilah “holigan” alias kebrutalan. Perilaku agresif ini jelas – jelas melanggar batas dan sangat tidak sportif. Perilaku semacam ini dikhawatirkan juga terjadi dan menular di bidang kegiatan lainnya di mana orang tidak mampu menerima kenyataan dan selalu ingin berada di pihak yang lebih untung, meskipun harus berbuat curang yang tidak terlihat di depan orang.
Memotivasi atlet untuk meraih prestasi bukan dengan menanamkan prinsip tabu kalah. Lebih baik menanamkan keempat nilai moral tersebut. Apabila hal ini dilakukan yang terjadi tidak hanya sportifitas pertandingan, tetapi juga membentuk atlet yang yang berkualitas secara fisik dan psikis. Berkualitas secara fisik maksudnya untuk mengejar prestasi tanpa melakukan kecurangan atlet akan terdorong untuk giat berlatih dan menjaga kesehatan. Sehingga kemampuan fisik meningkat dan kebugaran fisik terjaga. Berkualitas secara psikis maksudnya tanpa melakukan kecurangan, secara bertahap mental semangat bertanding dan rasa percaya diri atlet akan terbentuk. Perilaku kasar penonton sebenarnya merupakan dampak melihat kebiasaan para atlet bermain tidak secara fair play. Apabila semua atlet bertanding secara fair play, kemungkinan besar dapat meminimalisir tindak kekerasan penonton.
Perilaku fair play tidak terbatas pada moral tingkah klaku ketika bertanding. Persiapan dan proses untuk mengikuti pertandinga ternyata tetap memerlukan fair play agar etika dan sportifitas dalam olah raga tetap terjaga. Salah satu perilaku fair play dalam mempersiapkan atlet mengikuti pertandingan adalah tidak mengkonsumsi obat terlarang atau substan lainnya secar ilegal untuk meningkatkan prestasi atlet. Doping dilarang karena berpengaruh buruk pada kesehatan, psikis, dan mencemari nilai pendidikan dalam olahraga. Dampak penggunaan doping jelas merugikan kesehatan karena organ atlet dipaksa bekerja di atas batas normal. Walaupun di awal penggunaan doping berkesan menguntungkan, mampu meningkatkan tenaga dan agresifitas atlet. Namun, pada akhirnya doping perlahan – lahan membunuh atlet. Penggunaan doping juga mengakibatkan krisis percaya diri pada atlet. Atlet merasa dirinya kurang bersemangat tanpa mengkonsumsi doping. Konsumen doping cenderung memiliki sifat pemarah akibat efek agresifitas yang ditimbulkan. Nilai pendidikan pun hilang karena doping. Sebab, masyarakat akan berpikir bahwa olahraga hanya mengandalkan jasmani dan tenaga saja tanpa menggunakan akal pikiran serta etika dalam pelaksanaanya. Penggunaan doping menyalahi etika dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Alasannya karena atlet tidak diperlakukan secara manusiawi, atlet diperlakukan seperti mesin. Atlet adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan dan harus dihargai. Tidak terelakkan apabila tujuan mengikuti pertandingan adalah meraih juara, tetapi ada yang lebih penting yaitu memenangkan pertandingan karena murni kemampuan atlet. Tujuan pendidikan jasmani dan olahraga untuk menghasilkan jiwa dan tubuh yang sehat pun hilang karena tindakan tidak fair play. Tujuan tersebut berubah menjadi alat untuk meraih materi dan status sosial semata.
Fenomena yang terkait dengan pendidikan jasmani dan olahraga tersebut menguatkan pernyataan bahwa pendididkan jasmani dan olahraga tidak hanya mengolah keterampilan jasmani. Namun disertai makna kesopanan dan moral di dalamnya. Pendidikan jasmani dan olahraga sangat penting diberikan pada semua jenjang pendidikan. Banyaknya nilai positif dalam pendidikan jasmani dan olahraga serta kontribusinya dalam kehidupan seharusnya bisa menghindarkan terjadinya krisis identitas. Namun, pada kenyataannya sebagian besar masyarakat masih berpandangan pendidikan jasmani dan olahraga tidaklah penting. Krisis identitas terjadi setidaknya karena ada dua konsep salah dalam pendidikan jasmani (Crum, 2003). Pertama, pendidikan jasmani dikonsepsikan secara biologistik (pelatihan-dari-jasmani). Dalam konsep ini, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran untuk melatih “organisme”. Kedua, cara pandang pendidikan jasmani dari konsep pedagogistik (pendidikan-melalui-jasmani). Dalam konsep ini, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang berfungsi mendidik atau membentuk individu (bergerak untuk belajar).
Kedua konsep tersebut memiliki persamaan, yang intinya memandang sempit arti dan ruang lingkup pendidikan jasmani. Penguatan identitas pendidikan jasmani dan olahraga tersebut merupakan tanggung jawab orang – orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga. Penguatan identitas tersebut memerlukan filsafat, dari beberapa aliran filsafat yang telah dikemukakan di depan, aliran eksistensialisme cocok digunakan untuk melakukan penguatan identitas. Bagaimana pun persepsi orang, lebih baik pendidikan jasmani dan olahraga eksis terlebih dahulu. Keeksisan memang memerlukan kesabaran, tetapi cepat atau lambat orang akan memperhitungkan keberadaannya. Aliran filsafat buah pemikiran Soren Kierkegard ini memiliki persepsi bahwa eksistensi adalah suatu kategori yang berhubungan dengan individu bukan ide universal. Eksistensi mengharuskan individu bertindak dan memilih. Masyarakat belum menyadari bahwa keeksisan pendidikan jasmani dan olahraga telah menjadi bagian hidup mereka. Olahraga pada hakikatnya bersifat netral, tapi masyarakat yang kemudian membentuk kegiatan dan memanfaatkannya untuk tujuan tertentu. Sehingga terbentuk pengkhususan kegiatan olahraga, yakni: (1) olahraga pendidikan, yaitu olahraga untuk mencapai tujuan yang bersifat mendidik dan sering diartikan sama dengan pendidikan jasmani; (2) olahraga rekreasi, yaitu olahraga untuk tujuan yang bersifat rekreatif; (3) olahraga kesehatan, yaitu olahraga untuk tujuan pembinaan kesehatan; (4) olahraga cacat, yaitu olahraga yang telah diadaptasikan untuk orang – orang cacat; (5) olahraga penyembuhan, yaitu aktifitas jasmani untuk tujuan terapi; dan (6) olahrag kompetitif, yaitu olahraga untuk mencapai tujuan prestasi. Jadi, olahraga dilakukan masyarakat karena berbagai alasan penting. Nilai – nilai dan manfaat yang diperoleh masyarakat itu didapat dari partisipasi aktif sebagai pelaku dalam beberapa kegiatan yang bersifat hiburan, pendidikan, rekreasi, kesehatan, hubungan sosial, perkembangan biologis, kebebasan berekspresi, dan pengujian kemampuan dibanding diri sendiri.
Komponen masyarakat yang paling dekat dengan pendidikan jasmani dan olahraga adalah guru pendidikan jasmani. Sesuai pandangan eksistensialisme terhadap pendidikan jasmani, guru pendidikan jasmani harus berperan sebagai konsultan. Guru pendidikan jasmani harus mampu mengadaptasikan pendidikan jasmani yang disampaikan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Memberi kesempatan pada mereka untuk memilih kegiatan olahraga sesuai minat dan kemampuan, sehingga dalam menjalani pendidikan jasmani mereka tidak merasa terbebani serta tujuan pendidikan jasmani untuk perkembangan jiwa dan raga tercapai. Cepat atau lambat masyarakat akan melihat dampak positif dari pendidikan jasmani yang ditimbulkan pada peserta didik. Mereka akan membandingkannya dengan orang yang tidak melakukan olahraga atau mendapatkan pendidikan jasmani. Mereka akan menyadari pentingnya diselenggarakan pendidikan jasmani dan olahraga. Eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga sangat diperlukan untuk menguatkan identitas pendidikan jasmani. Proses hasil eksistensi memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun, identitas yang dihasilkan berlaku dalam jangka panjang
Pada intinya, eksistensi pendidikan jasmani berfokus pada pada proses sosialisasi atau pembudayaan melalui aktifitas jasmani, permainan, dan olahraga. Proses sosialisasi berarti proses pengalihan nilai – nilai budaya dari generasi tua ke generasi yang lebih muda. Seluruh kegiatan interaksi antara pendidik dan peserta didik bersifat mendidik. Perantaranya adalah tugas ajar berupa pengalaman gerak yang bermakna dan memberikan jaminan kepada perkembanagn seluruh aspek kepribadian peserta didik.
Pendidikan jasmani dan olahraga sebagai fenomena filosifis dan budaya merupakan hasil dari eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga. Olahraga sudah menjadi sebuah budaya sejak lama. Keeksisannya mencuri perhatian masyarakat untuk mendekati, mengenal, dan mengembangkannya. Apabila eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga dipertahankan, komponen masyarakat yang dekat dengannya meneliti keampuhannya, maka persepsi bahwa pendidikan jasmani dan olahraga itu penting tidak akan mudah goyah.
KESIMPULAN
Pendidikan jasmani dan olahraga pada kenyataanya mengalami krisis identitas. Kalangan pendidikan jasmani membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Padahal krisis identitas akan menggerogoti pondasi pendidikan jasmani. Krisis ini berawal dari intern pendidikan jasmani. Kalangan pendidikan jasmani masih meragukan keampuhan pendidikan jasmani. Walaupun mereka sudah lama memiliki pernyataan bahwa pendidikan jasmani mampu menjadi alat ampuh dalam membangun karakter bangsa, moral, disiplin, dan nilai positif lainnya. Dalam kondisi ini dibutuhkan pemikiran serius. Melalui filsafat, identitas pendidikan jasmani akan terbentuk. Usaha ini dapat dilakukan menggunakan aliran filsafat eksistensialisme. Mengedepankan eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan jasmani dan olahraga yang bertujuan mengolah jiwa dan raga ke arah positif. Aliran ini memberikan kebebasan pada masyarakat untuk memilih kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga sesuai kemampuan individu. Sehingga diharapkan mereka merasakan langsung manfaat yang diperoleh. Hal ini akan membangun identitas baru bahwa pendidikan jasmani adalah penting untuk tetap dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M.H. 2008. Relasi Pemikiran Filsafat dan Pendidikan, Handout Matakuliah Filsafat Penjas dan Olahraga.
http: //gettech.tripod.com/ARSIP/filsafat.htm.
Lutan, Rusli. (2001). Menelusuri Makna Olahraga dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 27 – 69.
Lutan, Rusli. (2001). Strategi Penalaran untuk Perilaku Fair Play dalam Olahraga dan Etika Fair Play: Hal 95 – 107.
Lutan, Rusli. (2001). Fair Play dalam Praktek dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 108 – 143.
Lutan, Rusli. (2001). Penggunaan Doping Ditinjau dari Aspek Etika dalam Olahraga dan Etika Fair Play. Hal: 178 – 200.
Margono (2007). Landasan Falsafah Pendidikan Jasmani. Dalam: Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Hal: 20 – 28.
Osborn, Richard. (2001). Filsafat untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius.
Pramono, Made. (2003). Dasar – Dasar Filosofis Ilmu Keolahragaan (Suatu Pengantar). Jurnal Filsafat, Jilid 34, No.2.
Salam, Burhanuddin. (2005). Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Setiawan, Caly. (2004). Krisis Identitas dan Legitimasi dalm Pendidikan Jasmani. JPJI, Vol 1 NO.1.
Suhartono, Suparlan. (2007). Nilai Filsafat bagi Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Arruz Media.
Manfaat jalan kaki
Jalan kaki, aktifitas sederhana yang sudah semakin ditinggalkan karena tuntutan hidup serba cepat yang difasilitasi oleh pesatnya perkembangan tekhnologi. Ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
-Mengurangi metabolic syndrome
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Duke University Medical Center baru-baru ini ditemukan bahwa berjalan kaki 30 menit dalam sehari dapat mengurangi metabolic syndrome, yaitu salah satu penyebab tingginya risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Sebanyak 24 juta perempuan di AS menderita metabolic syndrome. Sementara itu dalam sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa dengan berjalan kaki selama setengah jam dalam sehari dapat mengurangi bahaya penyakit jantung sebesar 11%, terutama bagi perempuan.
-Mengurangi bahaya risiko terkena kanker payudara
Studi lain, yang pernah dipublikasikan oleh Journal of the American Medical Association menyebutkan bahwa berjalan kaki beberapa jam saja dalam sepekan bisa mengurangi bahaya risiko terkena kanker payudara. Ketika berjalan kaki, lemak pada perempuan akan berkurang dan menjadi sumber estrogen. Dalam studi ini disimpulkan 74 ribu perempuan mengalami post-menopause yang berumur antara 50-79 tahun dengan berat badan normal, ternyata mengalami penurunan risiko kanker payudara sebesar 30%, dan sekitar 10-20% bagi perempuan yang kelebihan berat badan.
-Membuat tidur lebih nyenyak
National Sleep Foundation menyebutkan bahwa berjalan cepat di sore hari akan membuat tidur lebih nyenyak. Para ahli mengatakan bahwa berjalan kaki akan meningkatkan hormon serotonin yang memebuat anda akan merasa lebih nyaman. Akan tetapi hindari berjalan kaki dua jam sebelum tidur.
-Mengurangi rasa sakit atau nyeri
Dengan berjalan kaki secara reguler akan membuat tubuh anda merasa nyaman karena adanya gerakan yang terjadi pada tubuh, termasuk pergerakan tangan dan yang paling utama adalah kaki. "Berjalan kaki akan mengurangi risiko cedera atau kram dan membuat tubuh Anda terasa labih baik," ujar instruktur kesehatan Alice Peters Diffely.
-Membuat bahagia
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Texas menyimpulkan bahwa berjalan kaki selama 30 menit dalam sehari bisa mengurangi depresi dan stres. Bahkan studi Universitas Temple menyebutkan berjalan kaki 90 menit selama lima kali dalam seminggu bisa membuat anda merasa lebih bahagia, karena tubuh manusia memproduksi endorphin, yaitu semacam hormon yang membuat orang menjadi bahagia.
-Mengurangi berat badan
Berjalan kaki selama 30 menit/hari pun dapat mengurangi berat badan. Bahakan dalan sebuah penelitian Brown University dan University of Pittsburgh menyebutkan bahwa perempuan yang berjalan kaki satu jam selama lima hari dalam satu mingu dan mengkonsumsi 1.500 kalori tiap hari, dapat mengurangi berat badan sebanyak 11,3 kilogram dalam setahun. Jadi dengan jalan kaki anda bisa menghindari obesitas yang sering memicu berbagai penyakit.
Awet muda
Beberapa studi yang telah dilakukan menyarankan pada manula untuk lebih sering berjalan kaki karena dapat mengurangi terkena risiko penyakit alzheimer. Berjalan kaki juga membuat otak menjadi aktif.
Mengurangi keropos tulang
Berjalan kaki selama 30 menit sebanyak tiga kali dalam seminggu dapat mencegah dan mengurangi keropos tulang. Berjalan kaki yang menggunakan 95% otot tubuh akan membuat tulang lebih kuat untuk menahan beban tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://adproindonesia.multiply.com/journal/item/92
-Mengurangi metabolic syndrome
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Duke University Medical Center baru-baru ini ditemukan bahwa berjalan kaki 30 menit dalam sehari dapat mengurangi metabolic syndrome, yaitu salah satu penyebab tingginya risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Sebanyak 24 juta perempuan di AS menderita metabolic syndrome. Sementara itu dalam sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa dengan berjalan kaki selama setengah jam dalam sehari dapat mengurangi bahaya penyakit jantung sebesar 11%, terutama bagi perempuan.
-Mengurangi bahaya risiko terkena kanker payudara
Studi lain, yang pernah dipublikasikan oleh Journal of the American Medical Association menyebutkan bahwa berjalan kaki beberapa jam saja dalam sepekan bisa mengurangi bahaya risiko terkena kanker payudara. Ketika berjalan kaki, lemak pada perempuan akan berkurang dan menjadi sumber estrogen. Dalam studi ini disimpulkan 74 ribu perempuan mengalami post-menopause yang berumur antara 50-79 tahun dengan berat badan normal, ternyata mengalami penurunan risiko kanker payudara sebesar 30%, dan sekitar 10-20% bagi perempuan yang kelebihan berat badan.
-Membuat tidur lebih nyenyak
National Sleep Foundation menyebutkan bahwa berjalan cepat di sore hari akan membuat tidur lebih nyenyak. Para ahli mengatakan bahwa berjalan kaki akan meningkatkan hormon serotonin yang memebuat anda akan merasa lebih nyaman. Akan tetapi hindari berjalan kaki dua jam sebelum tidur.
-Mengurangi rasa sakit atau nyeri
Dengan berjalan kaki secara reguler akan membuat tubuh anda merasa nyaman karena adanya gerakan yang terjadi pada tubuh, termasuk pergerakan tangan dan yang paling utama adalah kaki. "Berjalan kaki akan mengurangi risiko cedera atau kram dan membuat tubuh Anda terasa labih baik," ujar instruktur kesehatan Alice Peters Diffely.
-Membuat bahagia
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Texas menyimpulkan bahwa berjalan kaki selama 30 menit dalam sehari bisa mengurangi depresi dan stres. Bahkan studi Universitas Temple menyebutkan berjalan kaki 90 menit selama lima kali dalam seminggu bisa membuat anda merasa lebih bahagia, karena tubuh manusia memproduksi endorphin, yaitu semacam hormon yang membuat orang menjadi bahagia.
-Mengurangi berat badan
Berjalan kaki selama 30 menit/hari pun dapat mengurangi berat badan. Bahakan dalan sebuah penelitian Brown University dan University of Pittsburgh menyebutkan bahwa perempuan yang berjalan kaki satu jam selama lima hari dalam satu mingu dan mengkonsumsi 1.500 kalori tiap hari, dapat mengurangi berat badan sebanyak 11,3 kilogram dalam setahun. Jadi dengan jalan kaki anda bisa menghindari obesitas yang sering memicu berbagai penyakit.
Awet muda
Beberapa studi yang telah dilakukan menyarankan pada manula untuk lebih sering berjalan kaki karena dapat mengurangi terkena risiko penyakit alzheimer. Berjalan kaki juga membuat otak menjadi aktif.
Mengurangi keropos tulang
Berjalan kaki selama 30 menit sebanyak tiga kali dalam seminggu dapat mencegah dan mengurangi keropos tulang. Berjalan kaki yang menggunakan 95% otot tubuh akan membuat tulang lebih kuat untuk menahan beban tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://adproindonesia.multiply.com/journal/item/92
Penghitungan IMT
IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = —————————————------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Kategori
IMT
Kurus :
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal : 18,5 – 25,0
Gemuk :
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Jika seseorang termasuk kategori :
1.IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
2.IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
Contoh cara menghitung IMT:
Eko dengan tinggi badan 148 cm, mempunyai berat badan 38 kg.
38
——————– = 17,3
(1,48 X 1,48) m
Status gizi Eko adalah kurus tingkat ringan. Eko dianjurkan menaikkan berat badan sampai menjadi normal antara 41- 54 kg dengan IMT 18,5 – 25,0.
PERHATIAN !
Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK ringan) sudah perlu mendapat perhatian untuk segera menaikkan berat badan.
3.IMT 18,5 – 25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
4.IMT 25,1 – 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat ringan.
5.IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat
Contoh cara menghitung :
Opong dengan tinggi badan 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg. Maka IMT Opong adalah :
70 70
——————– = ——– = 27,7
(1,59 X 1,59) m 2,53
Berarti status gizi Opong adalah gemuk tingkat berat, dan Opong dianjurkan menurunkan berat badannya sampai menjadi 47- 63 kg agar mencapai berat badan normal (dengan IMT 18,5 – 25,0).
PERHATIAN !
Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik. Dianjurkan untuk menurnkan berat badannya sampai dalam batas normal.
BADAN ANDA KURUS ?
Penyebab
Karena konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan.
Kerugian
1.Penampilan cenderung kurang menarik
2.Mudah letih
3.Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain : penyakit infeksi, depresi, anemia dan diare.
4.Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
5.Kurang mampu bekerja keras.
Cara Menaikkan Berat Badan
1.Makanlah secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang
2.Makanlah lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari biasanya seperti roti, nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu.
3.Tetap berolahraga secara teratur
4.Cukup istirahat
Perlu diketahui
Seseorang yang termasuk dalam kategori kurus dapat disebabkan oleh penyakit tertentu. Oleh kaena itu dianjurkan ntuk memeriksakan kesehatannya pada tenaga medis.
Tips
Agar dapat memantau IMT dengan baik, timbanglah berat badan anda secara teratur.
BERAT BADAN ANDA NORMAL ?
Bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh, sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan lemak sebagai sumber energi.
Keuntungan
1.Penampilan baik.
2.Lincah
3.Resiko penyakit rendah.
Cara Mempertahankan Berat Badan Normal
1.Pertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang.
2.Pertahankan kebiasaan olah raga yang teratur dan tetap melakukan
3.Kebiasaan fisik sehari-hari
ANDA KELEBIHAN BERAT BADAN ?
Penyebab
Kelebihan berat badan terjadi bila makanan yang dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai cadangan dalam bentuk lemak sehingga mengakibatkan seseorang menjadi lebih gemuk.
Kerugian
1.Penampilan kurang menarik
2.Gerakan tidak gesit dan lambat
3.Merupakan faktor resiko penyakit:
Jantung dan pembuluh darah
Kencing manis (diabetes mellitus)
Tekanan darah tinggi
Gangguan sendi dan tulang
Gangguan ginjal
Gangguan kandungan empedu
Kanker
Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur, perdarahan yang tidak teratur), factor penyulit pada persalinan.
Cara Menurunkan Berat Badan Yang Dianjurkan
1.Diet
Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang.
Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi
Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan karena memberikan energi yang tinggi.
Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena makanan tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi.
Makan banyak sayuran dan buah-buahan karena makan tersebut banyak mengandung serat.
Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
2.Olah raga dan kegiatan fisik
Olahraga secara teratur selama ½ - 1 jam minimal 3 kali seminggu.
Pilihlah olah raga yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan sehari-hari.
Cara Menurunkan Berat Badan Yang Tidak Dianjurkan
Mengurangi jumlah konsumsi makanan sehari –hari secara drastis sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin atau gejala lainnya yang membahayakan kesehatan.
Menurunkan berat badan secara cepat, lebih dari 2 kg perbulan.
Mengandalkan makanan formula saja untuk menurunkan berat badan.
Menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan tenaga medis. Beberapa obat dan bahan tersebut hanya menurunkan berat badan sementara dengan mengeluarkan cairan tubuh.
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT = —————————————------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Kategori
IMT
Kurus :
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal : 18,5 – 25,0
Gemuk :
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Jika seseorang termasuk kategori :
1.IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
2.IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
Contoh cara menghitung IMT:
Eko dengan tinggi badan 148 cm, mempunyai berat badan 38 kg.
38
——————– = 17,3
(1,48 X 1,48) m
Status gizi Eko adalah kurus tingkat ringan. Eko dianjurkan menaikkan berat badan sampai menjadi normal antara 41- 54 kg dengan IMT 18,5 – 25,0.
PERHATIAN !
Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK ringan) sudah perlu mendapat perhatian untuk segera menaikkan berat badan.
3.IMT 18,5 – 25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
4.IMT 25,1 – 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat ringan.
5.IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat
Contoh cara menghitung :
Opong dengan tinggi badan 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg. Maka IMT Opong adalah :
70 70
——————– = ——– = 27,7
(1,59 X 1,59) m 2,53
Berarti status gizi Opong adalah gemuk tingkat berat, dan Opong dianjurkan menurunkan berat badannya sampai menjadi 47- 63 kg agar mencapai berat badan normal (dengan IMT 18,5 – 25,0).
PERHATIAN !
Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik. Dianjurkan untuk menurnkan berat badannya sampai dalam batas normal.
BADAN ANDA KURUS ?
Penyebab
Karena konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan.
Kerugian
1.Penampilan cenderung kurang menarik
2.Mudah letih
3.Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain : penyakit infeksi, depresi, anemia dan diare.
4.Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
5.Kurang mampu bekerja keras.
Cara Menaikkan Berat Badan
1.Makanlah secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang
2.Makanlah lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari biasanya seperti roti, nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu.
3.Tetap berolahraga secara teratur
4.Cukup istirahat
Perlu diketahui
Seseorang yang termasuk dalam kategori kurus dapat disebabkan oleh penyakit tertentu. Oleh kaena itu dianjurkan ntuk memeriksakan kesehatannya pada tenaga medis.
Tips
Agar dapat memantau IMT dengan baik, timbanglah berat badan anda secara teratur.
BERAT BADAN ANDA NORMAL ?
Bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh, sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan lemak sebagai sumber energi.
Keuntungan
1.Penampilan baik.
2.Lincah
3.Resiko penyakit rendah.
Cara Mempertahankan Berat Badan Normal
1.Pertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang.
2.Pertahankan kebiasaan olah raga yang teratur dan tetap melakukan
3.Kebiasaan fisik sehari-hari
ANDA KELEBIHAN BERAT BADAN ?
Penyebab
Kelebihan berat badan terjadi bila makanan yang dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai cadangan dalam bentuk lemak sehingga mengakibatkan seseorang menjadi lebih gemuk.
Kerugian
1.Penampilan kurang menarik
2.Gerakan tidak gesit dan lambat
3.Merupakan faktor resiko penyakit:
Jantung dan pembuluh darah
Kencing manis (diabetes mellitus)
Tekanan darah tinggi
Gangguan sendi dan tulang
Gangguan ginjal
Gangguan kandungan empedu
Kanker
Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur, perdarahan yang tidak teratur), factor penyulit pada persalinan.
Cara Menurunkan Berat Badan Yang Dianjurkan
1.Diet
Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang.
Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi
Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan karena memberikan energi yang tinggi.
Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena makanan tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi.
Makan banyak sayuran dan buah-buahan karena makan tersebut banyak mengandung serat.
Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
2.Olah raga dan kegiatan fisik
Olahraga secara teratur selama ½ - 1 jam minimal 3 kali seminggu.
Pilihlah olah raga yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan sehari-hari.
Cara Menurunkan Berat Badan Yang Tidak Dianjurkan
Mengurangi jumlah konsumsi makanan sehari –hari secara drastis sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin atau gejala lainnya yang membahayakan kesehatan.
Menurunkan berat badan secara cepat, lebih dari 2 kg perbulan.
Mengandalkan makanan formula saja untuk menurunkan berat badan.
Menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan tenaga medis. Beberapa obat dan bahan tersebut hanya menurunkan berat badan sementara dengan mengeluarkan cairan tubuh.
Langganan:
Postingan (Atom)